Logo Kodam IV Diponegoro |
Komando Daerah Militer IV/Diponegoro
Komando Daerah Militer IV/Diponegoro (sering disingkat Kodam IV, Kodam Diponegoro, atau Kodam IV/Diponegoro) merupakan Komando Kewilayahan Pertahanan yang meliputi provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Markas Komando berada di Jl. Perintis Kemerdekaan, Watugong, Banyumanik, Semarang, Jawa Tengah. Pangdam IV/Diponegoro yang sekarang menjabat adalah Mayjen TNI Jaswandi yang sebelumnya menjabat Aspers Kasad menggantikan pejabat lama Mayjen TNI Bayu Purwiyono yang diangkat pada jabatan baru sebagai Danjen Akademi TNI. Ia dilantik berdasarkan Keputusan Panglima TNI Nomor: Kep/593/VII/2015 tanggal 25 Juli 2015
Sejarah
Kelahiran Kodam IV/Diponegoro tidak dapat dipisahkan dari jiwa dan semangat Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, karena Proklamasi merupakan puncak perjuangan bangsa Indonesia dalam rangkaian sejarah perjuangan nasional. Untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang baru berdiri tersebut, maka dalam rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 22 Agustus 1945, dibentuklah suatu badan yang bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR), yang merupakan bagian dari badan lainnya yaitu Badan Penolong Keluarga Korban Perang (BPKKP). Rakyat Indonesia menyambut dengan gembira pembentukan BKR tersebut, termasuk pula rakyat Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta yang segera membentuk BKR. Dalam perkembangannya pada tanggal 5 Oktober 1945 BKR ditingkatkan menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Sejalan dengan itu di wilayah Jawa Tengah dibentuk organisasi pejuang kemerdekaan bersenjata yang merupakan embrio dari Kodam IV/Diponegoro dan terdiri dari empat Divisi, yaitu :a.TKR Divisi IV
Di bawah pimpinan Kolonel GPH Djatikoesoemo, meliputi daerah Karesidenan Pekalongan, Semarang dan Pati dengan Markas Divisi di kota Salatiga.
b.TKR Divisi V
Di bawah pimpinan Kolonel Sudirman, meliputi daerah Karesidenan Kedu dan Banyumas, Markas Divisi di Kota Purwokerto.
c. TKR Divisi IX
Di bawah pimpinan Kolonel Soedarsono meliputi daerah Yogyakarta dengan Markas Divisi di kota Yogyakarta.
d. TKR Divisi X
Di bawah pimpinan Kolonel Soetarto meliputi daerah Surakarta dengan Markas Divisi di kota Solo.
Sementara pembentukan Organisasi TKR Jawa Tengah sedang berjalan, di beberapa kota terjadi pertempuran untuk menegakkan kemerdekaan yaitu merebut senjata dari pihak Jepang. Organisasi TKR mengalami perkembangan menjadi Tentara Keselamatan Rakyat (TKR), dengan penetapan Pemerintah Nomor : 2 / S.D / 1946 tanggal 7 Januari 1946. Selanjutnya disempurnakan lagi menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI) dengan maklumat pemerintah tanggal 25 Januari 1946 dan akhirnya pada tanggal 3 Juni 1947 TRI diubah menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Dengan diresmikannya TNI, maka semua laskar perjuangan dilebur menjadi satu dan masuk ke dalam TNI. Organisasi TNI Jawa Tengah dan sekitarnya disusun sebagai berikut :
a. Divisi II/Sunan Gunung Jati, dipimpin oleh Mayor Jenderal Gatot subroto, meliputi daerah Cirebon, Tegal/Brebes dan Banyumas.
b. Divisi III/Pangeran Diponegoro, dipimpin oleh Mayor Jenderal R. Susalit, meliputi daerah Pekalongan, Kedu, Yogyakarta, Pemalang dan Kendal.
c. Divisi IV/Panembahan Senopati, dipimpin oleh Mayor Jenderal Sutarto, meliputi daerah Semarang, Surakarta dan Pacitan.
d. Divisi V/Ronggolawe, dipimpin oleh Mayor Jenderal GPH Djatikoesoemo, meliputi daerah Pati, Bojonegoro dan Madiun.
Pada HUT I Angkatan Perang Republik Indonesia tanggal 5 Oktober 1946 diadakan parade di alun‑alun Yogyakarta. Dalam upacara tersebut Presiden RI memberi nama dan menyerahkan Panji‑panji kepada Divisi‑Divisi di Jawa Tengah. Panji Diponegoro untuk Divisi III yang selanjutnya dikenal dengan sebutan Divisi Diponegoro. Dalam rangka meningkatkan kemampuan TNI, maka berdasarkan Penetapan Presiden 1949 No. : 14 tanggal 4 Mei 1948, pemerintah melakukan Rekonstruksi dan Rasionalisasi (RE‑RA) dengan sasaran penyusunan personil menjadi pasukan tempur dan pasukan teritorial. Dengan adanya RE‑RA tersebut, maka Divisi II/Sunan Gunung Jati, Divisi III/Pangeran Diponegoro dan Divisi V/Ronggolawe dilebur menjadi satu divisi dibawah pimpinan Kolonel Bambang Sugeng. Sedangkan Divisi IV/Panembahan Senopati menjadi Komando Pertempuran Panembahan Senopati. Dalam perkembangan selanjutnya, berdasarkan Penetapan Presiden Nomor : 23 tahun 1948 Divisi Jawa Tengah dibagi menjadi dua Daerah Militer Istimewa (DMI), yaitu DMI II dibawah Gubernur Militer Kolonel Gatot Subroto dan DMI III dibawah Gubernur Militer Kolonel Bambang Sugeng.
Kemudian berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertahanan Republik Indonesia Nomor: 5/D/AP/49 tanggal 31 Oktober 1949 kedua Divisi tersebut digabungkan menjadi satu dengan nama Divisi III, dan Kolonel Gatot Subroto ditetapkan sebagai Panglima. Setelah berakhimya Perang kemerdekaan, TNI memasuki masa konsolidasi. Dalam masa konsolidasi terjadi perubahan organisasi karena wilayah RI disusun menjadi 7 Tentara Territorium (TT). Daerah Jawa Tengah termasuk Daerah Istimewa Yogyakarta, disusun menjadi satu Tentara Tirritorium (TT) dan selanjutnya sebagai realisasi dari Penetapan Kasad Nomor : 83/KSAD/PNTP/1950 tanggal 20 Juli 1950 menjadi Tentara & Territorium IV/Jawa Tengah dengan Panglima Kolonel Gatot Subroto yang berkedudukan di Semarang. Dalam rangka memelihara kesatuan jiwa, sikap dan korps, berdasarkan Keputusan Panglima TT IV/Jawa Tengah Nomor : 34/B-4/D-III/1950 tanggal 5 Oktober 1950 diresmikan pemakaian satu‑satunya badge Divisi Diponegoro untuk seluruh TNI di Jawa Tengah.
Pejabat Pangdam
Era Perang Kemerdekaan:
- Mayor Jenderal Inf Gatot Subroto (1946-1948) Divisi II/Sunan Gunung Jati
- Mayor Jenderal Inf Soesalit Djojoadhiningrat (1946-1948) Divisi III/Diponegoro
- Mayor Jenderal Inf Soetarto (1946-1948) Divisi IV/Panembahan Senopati
Saat bernama T&T IV/Diponegoro:
- Kolonel Inf Bambang Sugeng (1948)
- Kolonel Inf Gatot Subroto (1949-1952)
- Kolonel Inf Moch. Bachrun (1952-1956)
- Kolonel Inf Soeharto (1956-1959)
Saat bernama Kodam VII/Diponegoro:
- Kolonel Inf Pranoto Reksosamodra (1959-1961)
- Brigjen TNI M. Sarbini (1961-1964)
- Brigjen TNI Surjosumpeno (1964-1966)
- Mayjen TNI Surono Reksodimedjo (1966-1970)
- Mayjen TNI Widodo (1970-1973)
- Mayjen TNI Yasir Hadibroto (1973-1977)
- Mayjen TNI Soemitro (1977-1978)
- Mayjen TNI Soekotjo (1978-1981)
- Mayjen TNI Muhammad Ismail (1981-1983)
- Mayjen TNI Sugiarto (1983-1985)
Saat bernama Kodam IV/Diponegoro:
- Mayjen TNI Harsudiyono Hartas (1985-1987)
- Mayjen TNI Setijana (1987-1989)
- Mayjen TNI Wismoyo Arismunandar (1989-1990)
- Mayjen TNI Hariyoto PS (1990-1992)
- Mayjen TNI Soerjadi (1992-1993)
- Mayjen TNI Soeyono (1993-1995)
- Mayjen TNI Yusuf Kartanegara (1995-1995)
- Mayjen TNI Subagyo HS (1995-1997)
- Mayjen TNI Mardiyanto (1997 - 1998)
- Mayjen TNI Tyasno Sudarto (1998 - 1999)
- Mayjen TNI Bibit Waluyo (1999 - 2000)
- Mayjen TNI Sumarsono (2000 - 2002)
- Mayjen TNI Cornel Simbolon (Feb 2002 - Feb 2003)
- Mayjen TNI Amirul Isnaini (Feb 2003 - Juni 2003)
- Mayjen TNI Sunarso (31 Desember 2003 - 2006)
- Mayjen TNI Agus Suyitno (2006 - 2008)
- Mayjen TNI Darpito Pudyastungkoro (Januari 2008 - Juli 2008)
- Mayjen TNI Haryadi Soetanto (Juli 2008 - Oktober 2009)
- Letjen TNI Budiman (Oktober 2009 - Juni 2010)
- Letjen TNI Langgeng Sulistiyono (Juni 2010 - Agustus 2011)
- Mayjen TNI Mulhim Asyrof (Agustus 2011 - Juli 2012)
- Mayjen TNI Hardiono Saroso (Juli 2012 - 8 April 2013)
- Mayjen TNI Sunindyo (8 April 2013 - 22 September 2014)
- Mayjen TNI Bayu Purwiyono (22 September 2014 - 25 Juli 2015)
- Mayjen TNI Jaswandi (25 Juli 2015 - sekarang)
Korem di bawah Kodam IV/Diponegoro
1. Korem 071/Wijayakusuma (WK) di PurwokertoSatuan Tempur & Bantuan Tempur
- Brigade Infanteri 4/Dewa Ratna di Slawi yang terdiri dari:
- Yonif 400/Raider dulu bernama Yonif 401/Banteng Raiders di Semarang
- Yonif 403/Wirasada Pratista di Yogyakarta
- Yonif 408/Suhbrasta di Sragen
- Yonif 410/Alugora di Blora
- Yonkav 2/Tank-Turangga Seta di Ambarawa
- Kompi Kavaleri Panser 2/Jayeng Rata Toh Raga di Yogyakarta
- Yon Armed 3/105 Tarik-Nagapakca di Magelang
- Yon Arhanudse 15-Dahana Bhaladika Yudha di Semarang
- Yon Zipur 4/Tanpa Kawandya di Banyubiru, Semarang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar