Logo Korps Marinir |
Korps Marinir Indonesia
Korps Marinir TNI Angkatan Laut atau (Kormar) adalah salah satu komando utama (Kotama) TNI Angkatan Laut. Dalam struktur organisasi TNI AL, Korps Marinir adalah sebuah Komando Utama sejajar dengan Kotama lain seperti (Koarmatim, Koarmabar, Kolinlamil, Kobangdikal, Seskoal dan AAL). Kormar memiliki slogan "Jalesu Bhumyamca Jayamahe" yang artinya "Di Laut dan Darat Kita Jaya". Markas Korps Marinir terletak di Jalan Prajurit KKO Usman dan Harun, Kwitang, Jakarta Pusat.[1][2][3][4] Yang sebelumnya bernama Jalan Prapatan. Saat ini Korps Marinir terdiri dari dua Divisi:- Pasukan Marinir 1 berada di Gedangan, Sidoarjo, Jawa Timur
- Pasukan Marinir 2 berada di Marunda, Jakarta Utara
Sejarah
Cikal bakal Korps Marinir bermula dari tanggal 15 November 1945, di mana nama Corps Mariniers tercantum dalam Pangkalan IV ALRI Tegal sehingga tanggal ini dijadikan sebagai hari lahir Korps Marinir. Selanjutnya berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertahanan No. A/565/1948 pada tanggal 9 Oktober 1948 ditetapkan adanya Korps Komando di dalam jajaran Angkatan Laut. Korps Komando Angkatan Laut (KKO AL) kembali menggunakan nama Korps Marinir sesuai dengan Surat Keputusan Kepala Staf Angkatan Laut No. Skep/1831/XI/1975 tanggal 15 November 1975.[5]Korps Marinir Pernah Terpisah dari TNI AL
berawal dari dibentuknya Corps Mariniers (CM), cikal bakal Marinir pada 15 November 1945 di Pangkalan IV ALRI (Angkatan Laut Republik Indonesia) Tegal. Corps Mariniers ini dibentuk awalnya sebagai “pendidikan” para pelaut Indonesia yang tergabung di ALRI, agar bisa bertempur di darat dalam keadaan darurat. Kebanyakan, instruktur Corps Mariniers ini berasal dari lulusan sekolah pelayaran. Tapi setidaknya ada satu di antara mereka yang pernah mengenyam pendidikan tempur di darat. Salah satu instruktur yang punya pengalaman pendidikan pertempuran di darat itu adalah Tatang Rusmaja. Seorang jebolan PETA (Pembela Tanah Air). Yang dilatih bukan hanya para personel ALRI dan pemuda asal Tegal, tapi juga dari luar kota. Sebagaimana pasukan ALRI lainnya di berbagai daerah, Corps Mariniers juga pada akhirnya terpaksa ikut bergerilya di darat karena minus alutsista laut. Di tempat-tempat lain, pasukan ALRI ini banyak dikenal sebagai “ALRI Gunung” karena memang lebih sering bertempur di pedalaman hutan dan kaki gunung, ketimbang di laut. Tapi mereka belum termasuk Corps Mariniers karena korps anyar ini baru eksis di Pangkalan IV ALRI di Tegal, belum ada di pangkalan lainnya. Khusus para personel Corps Mariniers asal Pangkalan IV Tegal, sekiranya 25 kali mereka mengirim pasukan ke front Semarang di masa revolusi, untuk ikut Tentara Keamanan Rakyat (TKR) Angkatan Darat mempersempit gerak pasukan Belanda. Di tengah-tengah masa revolusi, tepatnya pada 17 Maret 1948 sempat terjadi yang namanya “Re-Ra” alias Reorganisasi dan Rasionalisasi. Saat itu karena Corps Mariniers dari Pangkalan Tegal ini sudah banyak pengalaman tempur di darat, maka pemerintah memutuskan untuk memisahkannya dari TNI AL.Corps Mariniers kemudian dileburkan ke dalam TNI AD Divisi Diponegoro dengan nama Resimen Samudera yang terbagi menjadi lima batalion. Sedangkan tentara laut yang ingin tetap berada di TNI AL, harus mengajukan surat permohonan kepada Menteri Pertahanan dan Panglima Besar Angkatan Perang Mobil. Baru pada 9 Oktober 1948, keluar Surat Keputusan No. A/565/1948 dari Menteri Pertahanan, di mana surat itu menetapkan pembentukan Korps Komando di lingkungan TNI AL. Kendati begitu, penerimaan personelnya baru dilakukan pasca-Konferensi Meja Bundar (KMB) pada 1949. Seleksi penerimaannya dihelat di Pangkalan Utama Surabaya pasca-diserahkan pada Indonesia sebagai dampak KMB. Sekira 1.200 personel yang terpilih akan jadi Pasukan Amfibi TNI AL.
Tapi setelah ditelisik lebih jauh, ternyata 95 persen dari 1.200 orang yang diterima itu merupakan personel yang dahulunya Corps Mariniers Tegal juga. Dari semua personel Korps Komando Operasi Angkatan Laut (KKO AL) yang tercatat pada 1950, 90 persennya juga mantan Corps Mariniers Pangkalan IV Tegal. Maka dari itu, eksistensi Corps Mariniers yang dibentuk 15 November 1945 seperti yang disebutkan di paragraf-paragraf sebelumnya, bisa dibenarkan merupakan cikal bakal Korps Marinir TNI AL saat ini. Setelah pembentukan KKO TNI AL, para pembesarnya sempat meniatkan satuan khusus ini mengacu pada Korps Marinir Inggris dan Belanda. Kedua negara ini masih menyatukan Korps Marinir dengan TNI AL. Tidak seperti Amerika Serikat yang Korps Marinirnya terpisah dari AL. Namun pada akhirnya, pendidikan angkatan pertama KKO ini diarahkan ke Amerika Serikat, selain juga ke Belanda. Sementara nama Korps Marinir baru kembali dipakai pascakeluar Surat Keputusan Kepala Staf Angkatan Laut No. Skep/1831/XI/1975 pada 15 November 1975.[6]
Kronologis Warna Ungu
Tahun 1958, Warna ungu dipakai oleh Korps Marinir (ketika masih bernama KKO-AL) berupa pita sebagai kode pengamanan untuk mengadakan operasi pendaratan di Padang, Sumatera Barat dalam rangka Operasi 17 Agustus 1961, Baret warna ungu untuk pertama kalinya dipergunakan oleh Batalyon-1 KKO-AL dalam Operasi Alugoro di Aceh. Selanjutnya baret tersebut dilengkapi dengan emblem. Pada awalnya emblem Korps Marinir berbentuk segi lima warna merah dengan lambang topi baja Romawi dan dua pedang bersilang ditengahnya. Pemasangan emblem di baret terletak di samping kiri depan. Tahun 1962, Bertepatan dengan HUT yang ke-17 KKO-AL, diadakan perubahan lambang emblem baret Keris Samudera dikelilingi oleh pita dengan tulisan “Jalesu Bhumyamca Jayamahe” dan terdapat tulisan “Korps Komando” di bawahnya. Diantara tulisan Korps dengan Komando terdapat angka 1945 yang menandakan Korps Marinir lahir. Seluruh lambang dan tulisan emblem tersebut terbuat dari kuningan yang beralaskan warna merah segi lima. 1968, Diadakan lagi sedikit perubahan yaitu dengan member garis pinggir “Kuning” dari segi lima merahnya. 1975, Berdasarkan Skep Kasal No. Skep/1831/XI/1975 tanggal 14 Nopember 1975 nama Korps Komando Angkatan Laut (KKO-AL) kembali berubah nama menjadi Korps Marinir sesuai dengan nama lahirnya Korps Marinir sejak tahun 1945. Tahun 1976, Kepala Staf Angkatan Laut mengeluarkan Surat Keputusan No. Skep/2084/X/1976 tanggal 20 Oktober 1976, tentang Perubahan Emblem Korps Marinir. Perubahan tersebut adalah dengan menambah Jangkar sebagai latar belakangnya, pita bertuliskan “Korps Komando” berubah menjadi “Korps Marinir” dan angka “1945” tetap sebagai tanda lahirnya. Emblem tersebut dipasang pada baret dengan ketentuan bahwa tengah-tengah dasar emblem terletak tepat di atas ujung luar kening mata kiri. Sehingga Emblem tersebut secara resmi mulai dipakai tepat pada peringatan HUT ke-31 Korps Marinir tanggal 15 Nopember 1975.- Emblem KKO-AL Digunakan tahun 1960-1962 Berdasarkan Skep Komandan KKO AL Tanggal 04 Januari 1961 Nomor Skep : 02/KP/KKO/1961.
- Emblem KKO-AL Digunakan tahun 1962-1976 Berdasarkan Skep Panglima Komando Tanggal 10 September 1962 Nomor Skep : 5030.6.
- Emblem KORPS MARINIR Digunakan tahun 1976 - Sekarang Berdasarkan Skep KASAL Tanggal 20 Oktober 1976 Nomor Skep : Skep/2084/X/1976
Pembagian Satuan Korps Marinir
- Pasukan Marinir 1, berkedudukan di Gedangan, Sidoarjo
- Brigade Infanteri 1/Marinir, berkedudukan di Sidoarjo
- Resimen Artileri 1/Marinir membawahi :
- Resimen Kavaleri 1/Marinir membawahi :
- Resimen Bantuan Tempur 1/Marinir membawahi :
- Pangkalan Marinir Surabaya membawahi :
- Detasemen Angkutan (Denang)
- Detasemen Perbekalan (Denbek)
- Detasemen Pemeliharaan (Denhar)
- Detasemen Musik (Densik)
- Detasemen Perawatan Umum (Denpum)
- Detasemen Pekerjaan Umum (Denpum)
- Rumah Sakit Marinir Ewa Pangalila
- Batalyon Marinir Pertahanan Pangkalan V
- Batalyon Marinir Pertahanan Pangkalan VI
- Batalyon Marinir Pertahanan Pangkalan VII
- Batalyon Marinir Pertahanan Pangkalan VIII
- Batalyon Marinir Pertahanan Pangkalan IX
- Batalyon Marinir Pertahanan Pangkalan X
- Batalyon Marinir Pertahanan Pangkalan XI
- Batalyon Marinir Pertahanan Pangkalan XIII
- Batalyon Marinir Pertahanan Pangkalan XIV
- Batalyon Intai Amfibi 1/Marinir, Pasukan khusus (Pasukan Marinir 1)
- Pasukan Marinir 2, berkedudukan di Cilandak, Jakarta Selatan
- Brigade Infanteri 2/Marinir, berkedudukan di Cilandak, Jakarta Selatan.
- Resimen Artileri 2/Marinir membawahi :
- Resimen Kavaleri 2/Marinir membawahi :
- Resimen Bantuan Tempur 2/Marinir membawahi :
- Pangkalan Marinir Jakarta membawahi :
- Detasemen Angkutan (Denang)
- Detasemen Perbekalan (Denbek)
- Detasemen Pemeliharaan (Denhar)
- Detasemen Musik (Densik)
- Detasemen Perawatan Umum (Denpum)
- Detasemen Pekerjaan Umum (Denpum)
- Batalyon Marinir Pertahanan Pangkalan I
- Batalyon Marinir Pertahanan Pangkalan II
- Batalyon Marinir Pertahanan Pangkalan III
- Batalyon Marinir Pertahanan Pangkalan IV
- Batalyon Marinir Pertahanan Pangkalan XII
- Brigade Infanteri 3/Marinir, berkedudukan di Padang Cermin, Pesawaran, Bandar Lampung.
- Batalyon Intai Amfibi 2/Marinir, Pasukan khusus (Pasukan Marinir 2)
- Regu Pandu Tempur
- Detasemen Jala Mengkara, Pasukan Khusus (Taifib & Kopaska)
- Rumah Sakit Marinir Cilandak
- Komando Latih Marinir membawahi :
- Pusat Latihan Pasukan Khussus (Puslatsus)
- Pusat Latihan Pasukan Pendarat (Puslatpasrat)
- Pusat Pelatihan Tempur Marinir 03/Grati, Pasuruan
- Pusat Pelatihan Tempur Marinir 04/Purboyo, Malang
- Pusat Pelatihan Tempur Marinir 05/Baluran, Situbondo
- Pusat Pelatihan Tempur Marinir 06/Antralina, Sukabumi
- Pusat Pelatihan Tempur Marinir 07/Lampon, Banyuwang[7]
- Pusat Pelatihan Tempur Marinir 08/Teluk Ratai, Lampung[8]
- Pusat Latihan Pendarat Amfibi & Kesiapan Tempur
Komandan Korps Marinir TNI-AL
Daftar Warga Kehormatan Korps Marinir
Warga kehormatan Korps Marinir merupakan bentuk atau wujud penghargaan Korps Marinir kepada Pemimpin TNI, atas kontribusi dan perhatiannya yang tulus kepada kemajuan dan perkembangan Korps Marinir TNI Angkatan Laut.Peralatan Berat
Kendaraan | Asal | Jenis | Versi | Operasional | Catatan | |||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Tank Ringan | ||||||||
PT-76[9] | Rusia | Tank Ringan | PT-76B[10] | 90 | Di Upgrade dengan meriam Cockerill MK3M kaliber 90mm | |||
Kendaraan Tempur Infanteri | ||||||||
AMX-10P | Perancis | IFV | AMX-10 PAC 90
AMX-10P MARINE |
100 | ||||
BVP-2 | Slowakia | IFV | BVP-2 | 40 | [11] ditaruh di Batalyon pertahanan Udara. | |||
BMP-3F[12] | Rusia | IFV | BMP-3F | 54 | Genap 54 unit.[13] Kemungkinan ditambah kembali. | |||
Pengangkut Personel Lapis Baja | ||||||||
BTR-50 | Uni Soviet | APC | BTR-50PK | 190 | ||||
BTR-80 | Uni Soviet | APC | BTR-80A | 12[14] | Di gunakan sebagai bagian dari UNIFIL | |||
BTR-4M[15] | Ukraine | APC | BTR-4M | 5 | Kemungkinan ditambah kembali. | |||
Kendaraan Tempur Amfibi | ||||||||
PTS | Uni Soviet | ATV | PTS-M | |||||
LVT7 | Amerika Serikat | ATV | LVT-P7A1 | 10 | [16] Dimungkinkan ditambah hingga 35 unit | |||
Peluncur Roket Multilaras | ||||||||
RM-70 | Czechoslovakia | MRL | RM-70 Grad | 7 | ||||
Artileri | ||||||||
LG1 | Perancis | Howitzer | LG1 Mark I | 20 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar