Logo Kodam XVII Cenderawasih |
Komando Daerah Militer XVII/Cenderawasih
Komando Daerah Militer XVII/Cenderawasih merupakan Komando Kewilayahan Pertahanan yang meliputi Provinsi Papua dan Papua Barat. Pangdam XVII/Cenderawasih yang sekarang menjabat adalah Mayor Jenderal TNI Hinsa Siburian.[1] Sebelumnya Sejak tahun 1963 hingga 1999, Kodam ini bernama Kodam XVII/Cenderawasih. Namun ketika dilakukan penggabungan Kodam XVII/Cenderawasih dengan Kodam XVI/Pattimura, Ambon, maka Kodam yang baru itu berubah nama menjadi Kodam XVII/Trikora yang wilayahnya meliputi Provinsi Irian Jaya (ketika itu) dan Maluku. Pada tahun 1999, Kodam XVI/Pattimura kembali terbentuk di Ambon sementara Kodam di Irian Jaya tetap bernama Kodam XVII/Trikora. Peresmian kembalinya nama Kodam XVII/Trikora menjadi Kodam XVII/Cenderawasih itu berlangsung di Markas Kodam Cenderawasih, Jayapura, Papua, dipimpin Panglima Kodam XVII/Cenderawasih, Mayjen TNI Zamroni. Dan Bertepatan dengan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-62 TNI, Komando Daerah Militer (Kodam) XVII Trikora, Papua kembali bernama Kodam XVII Cenderawasih seperti sebelum tahun 1999.[2]Sejarah
Dalam konflik dengan Belanda atas penyelesaian pengembalian Irian Barat,[3] maka pemerintah RI membentuk Tentara dan Teritorium VII (TT-VII) pada bulan Mei 1950 yang dikomandani oleh Kolonel A.E. Kawilarang berkedudukan di Makassar. Tentara dan Teritorium VII (TT-VII) membawahi wilayah Indonesia Timur yaitu Sulawesi, Sunda kecil termasuk Maluku dan Irian Barat. Pada bulan September 1950 TNI direorganisasi, Komando Pasukan (Kopas) Maluku Selatan diganti menjadi Kopas D dikomandani oleh Letkol C.F. Warou dengan wilayah meliputi Maluku, Irian Barat. Berdasarkan Penetapan Panglima TT-VII Nomor : 8004/VII/1950 tanggal 5 Juli 1952 Kopas D dilikuidasi, kemudian dibentuk Resimen Infanteri-25 (RI-25) dengan Komandannya Letkol Suprapto Sukowati, yang diresmikan pada tanggal 1 Agustus 1952 dengan wilayah Maluku dan Irian Barat. Untuk mpertama kali kedua wilayah itu berada di bawah satu Komando. Di bawah RI-25, penyusupan ke daratan Irian Barat mulai dilakukan sebagai langkah awal yang bersifat militer untuk mengembalikan wilayah itu ke pangkuan ibu pertiwi. Pada bulan Mei 1957 Angkatan Perang Republik Indonesia (APRI) kembali direorganisasi. Tentara dan Teritorium VII (TT-VII) dilikuidasi, wilayahnya dibagi menjadi empat Komando Daerah Militer, diantaranya Komando Daerah Militer Maluku Irian Barat atau disingkat (KDM-MIB) menggantikan resimen Infanteri-25 (RI-25). Perjuangan pengembalian Irian Barat semakin menggelora setelah Presiden RI mengumandangkan Tiga Komando Rakyat yang disingkat Trikora di Yogyakarta pada tanggal 19 Desember 1961 yang mendapat respond dan didukung dari seluruh rakyat Indonesia, termasuk rakyat Irian Barat. Untuk mewujudkan Komando Presiden RI, pada bulan Februari 1962 dibentuklah Komando Mandala Pembebasan Irian Barat dengan Panglima Mayjen TNI Soeharto. Rencana Operasi Pembebasan Irian Barat disusun, satuan-satuan APRI dan sukarelawan digelar, sementara diplomasi berjalan terus.Pada tanggal 8 Agustus 1962, Panglima Angkatan Darat membentuk Kodam XVII Irian barat dengan Surat Keputusan Pangad Nomor : KPTS 1052/ 8/1962 dengan nama lengkapnya Komando Daerah Militer Irian Barat. Selanjutnya tanggal 15 agustus 1962 berlangsung perundingan secara bilateral pemerintah Republik Indonesia dengan Belanda di New york yang menghasilkan penandatanganan Persetujuan Indonesi – Nederland mengenai :
- Gencatan senjata dilakukan di Irian Barat.
- Belanda akan menyerahkan Irian Barat kepada Republik Indonesia melalui PBB.
Kodam XV/Pattimura dan Kodam XVII/Cenderawasih dilikuidasi menjadi Kodam VIII/Trikora dan diresmikan pada tanggal 8 mei 1985 meliputi Maluku dan Irian Jaya berada di wilayah satu Komando, setelah yang pertama pada tanggal 1 Agustus 1952. Atas fakta sejarahini, maka pada tanggal 1 Agustus ditetapkan sebagai hari jadi Kodam VIII/Trikora sesuai Surat Keputusan Kasad Nomor : Skep/691/VI/1986. Berdasarkan Surat Keputusan Kasad Nomor : Skep/11/V/199 tanggal 7 Mei 1999 tentang perubahan nomor registrasi wilayah Kodam XVII/Trikora menjadi Kodam XVII/Trikora terhitung mulai tanggal 12 Mei 1999, maka Kodam XVII/Trikora hanya meliputi wilayah Irian Jaya yang membawahi Korem 171/PVT, Korem 172/PWY, Korem 173/PVB, Korem 174/ATW dan meliputi 12 wilayah Kodim.
Dalam perjalanan sejarah selanjutnya berdasarkan Surat Keputusan Kasad nomor Skep/175/IX/2007 tanggal 26 September 2007, maka terhitung mulai tanggal 5 Oktober 2007 nomor Registrasi Kodam XVII/Trikora berubah menjadi Kodam XVII/Cenderawasih yang meliputi wilayah Papua dan Papua Barat serta membawahai 4 Korem dan 12 Kodim. Pada tanggal 17 Mei 2008 Kodam XVII/Cenderawasih genap berusia 45 tahun. Meski beragam hambatan menantang di medan tugas yang berat, Prajurit Kodam XVII/Cenderawasih maju melangkah bersama rakyat mencapai kejayaan dan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan stabilitas pertahanan yang mantap untuk menunjang pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.
Daftar Panglima
Saat bernama Kodam XVII/Cenderawasih:
- Mayjen TNI U. Rukman (8 Agustus 1962-17 April 1964)
- Brigjen. TNI R. Kartidjo Sastrodinoto (17 April 1964-7 Maret 1966)
- Brigjen. TNI R. Bintoro (17 Maret 1966-2 Juli 1968)
- Brigjen. TNI Sarwo Edhie Wibowo (2 Juli 1968-20 Februari 1970)
- Brigjen. TNI Acub Zainal (20 Februari 1970-2 Juni 1973)
- Brigjen. TNI Kisrad Soetrisno (2 Juni 1973-21 Januari 1975)
- Brigjen. TNI Imam Munandar (21 Januari 1975-8 Juli 1978)
- Mayjen. TNI Parjoko Suryokusumo (8 Juli 1978-14 Juni 1983)
- Mayjen TNI RK. Sembiring Meliala (14 Juni 1983-8 Mei 1985)
Saat bernama Kodam VIII/Trikora, penggabungan dari Kodam XVI/Pattimura dan Kodam XVII/Cenderawasih:
- Mayjen. TNI Hasudungan Simanjuntak (8 Mei 1985-13 Maret 1986)
- Mayjen. TNI Setijana (13 Maret 1986-8 Januari 1987)
- Mayjen. TNI Wismoyo Arismunandar (8 Januari 1987-15 Februari 1989)
- Mayjen. TNI Abinowo (15 Februari 1989-September 1992)
- Mayjen. TNI E.E. Mangindaan (September 1992-30 Juni 1993)
- Mayjen. TNI Tarub (30 Juni 1993-15 September 1994)
- Mayjen. TNI Ketut Wirdhana (15 September 1994-17 Agustus 1995)
- Brigjen. TNI Dunidja (17 Agustus 1995-20 Agustus 1996)
- Brigjen. TNI Johny Lumintang (20 Agustus 1996-6 April 1998)
- Mayjen. TNI Amir Sembiring (6 April 1998-26 November 1999)
- Mayjen. TNI Albert Inkiriwang (26 November 1999-13 November 2000)
- Mayjen. TNI Tony A. Rompis 13 November 2000-2001
- Mayjen. TNI Mahidin Simbolon (2001-2003)
- Mayjen. TNI Nurdin Zainal (2003-22 Juni 2005)
- Mayjen. TNI George Toisutta (22 Juni 2005-15 September 2006)
- Mayjen. TNI Zamroni (15 September 2006- 4 September 2007)
Saat bernama Kodam XVII/Cenderawasih:
- Mayjen TNI Haryadi Soetanto (4 September 2007 - Juli 2008)
- Mayjen TNI AY Nasution (Juli 2008 - Desember 2009)
- Mayjen TNI Hotma Marbun (Desember 2009 - Oktober 2010)
- Mayjen TNI Erfi Triassunu (Oktober 2010 - 2012)
- Mayjen TNI Moh. Erwin Syafitri (2012 - September 2012)
- Mayjen TNI Drs. Christian Zebua, MM (September 2012 - 5 September 2014)
- Mayjen TNI Fransen G. Siahaan (5 September 2014 - 18 Agustus 2015)
- Mayjen TNI Hinsa Siburian (18 Agustus 2015 - sekarang)
Tingkat Komando Satuan Pelaksana Kodam
Satuan Teritorial
Satuan Tempur
Satuan Bantuan Tempur
- Detasemen Kavaleri 3/Srigala Ceta
- Denzipur 10/Ksatria Yudha Dharma
- Denzipur 11/Mit Anim
- Denzipur 12/Ohar'o Hesowa Hubana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar