|
Logo Korps Paskhas |
Korps Pasukan Khas
Korps Pasukan Khas TNI Angkatan Udara (disingkat
Korpaskhasau,
Paskhas atau sebutan lainnya
Baret Jingga), merupakan pasukan (khusus) yang dimiliki
TNI Angkatan Udara.
Paskhas merupakan satuan tempur darat berkemampuan tiga matra, yaitu
udara, laut, darat. Setiap prajurit Paskhas diharuskan minimal memiliki
kualifikasi para-komando (
Parako) untuk dapat melaksanakan tugas
secara profesional, kemudian ditambahkan kemampuan khusus kematraudaraan
sesuai dengan spesialisasinya.
Tugas dan tanggung jawab Korpaskhas sama dengan pasukan tempur
lainnya yaitu sebagai satuan tempur negara, yang membedakan yaitu dari
semua fungsi paskhas sebagai pasukan pemukul NKRI yang siap diterjunkan
disegala medan baik hutan, kota, rawa, sungai, laut untuk menumpas semua
musuh yang melawan NKRI. Paskhas mempunyai Ciri Khas tugas tambahan
yang tidak dimiliki oleh pasukan lain yaitu
Operasi Pembentukan dan Pengoperasian Pangkalan Udara Depan
(OP3UD) yaitu merebut dan mempertahankan pangkalan dan untuk
selanjutnya menyiapkan pendaratan pesawat dan penerjunan pasukan kawan.
Korpaskhas bertugas membina kekuatan dan kemampuan satuan Paskhas
sebagai pasukan matra udara untuk siap operasional dalam melaksanakan
perebutan sasaran dan pertahanan objek strategis Angkatan Udara,
pertahanan udara, operasi khusus dan khas matra udara dalam operasi
militer atas kebijakan
Panglima TNI.
Warna baret jingga Paskhas terinspirasi dari cahaya jingga saat fajar
di daerah Margahayu, Bandung, yaitu tempat pasukan komando ini dilatih.
[1]
Moto
Arti setiap kata Sangkahya-yoga tersebut adalah sebagai berikut :
- karmaṇi = "dalam tugas yang ditentukan"
- eva = "pasti"
- adhikāraḥ = "benar"
- te = "dari kamu"
- mā = "tidak akan pernah"
- phaleṣu = "dalam buah" (hasil)
- kadācana = "pada saat mana pun"
- karma-phala = "dalam hasil pekerjaanmu"
- hetuḥ = "sebab"
- bhūḥ = "menjadi"
- sańgaḥ = "keterikatan"
- astu = " seharusnya ada"
- akarmaṇi = "dalam tidak melakukan tugas yang ditentukan".
|
Jadi, moto Korps khas bisa dipahami sebagai:
"Kamu berhak melakukan tugas yang ditentukan, tetapi tidak berhak atas hasil kelakuanmu."[2] |
Moto Paskhas ialah "
Karmanye Vadikaraste Mafalesu Kadatjana", yang artinya bekerja tanpa menghitung untung dan rugi.
[3] Kata "falesu" adalah salah paham karena istilah asli dalam
Bhagavad Gita adalah
phalesu, di mana ejanan "ph" merupakan bunyi /p/ ditambah bunyi /h/, bukan bunyi /f/.
Presiden RI pertama Ir.
Sukarno,
pada malam ”tirakatan” hari Bhakti AURI di Istana Negara tanggal 30
Juli 1964, memberikan ungkapan ini secara langsung untuk memotivasi
personel AURI.
Sukarno menyitirnya dari kalimat termasyhur pada Sangkahya-yoga kitab
Bhagawadgita,
sloka 2.47, yang lengkapnya berbunyi :
- "karmaṇy evādhikāras te
- mā phaleṣu kadācana
- mā karma-phala-hetur bhūr
- mā te sańgo 'stv akarmaṇi."
Sejarah
Penerjunan pasukan pertama kali
Gubernur Kalimantan
Ir. Pangeran Muhammad Noor mengajukan permintaan kepada AURI agar mengirimkan pasukan payung ke
Kalimantan untuk tugas membentuk dan menyusun gerilyawan, membantu perjuangan rakyat di
Kalimantan, membuka stasiun radio induk untuk memungkinkan hubungan antara
Yogyakarta dan
Kalimantan, dan mengusahakan serta menyempurnakan daerah penerjunan (
dropping zone) untuk penerjunan selanjutnya. Atas inisiatif Komodor (U)
Suryadi Suryadarma kemudian dipilih 12 orang putra asli
Kalimantan dan 2 orang PHB AURI untuk melakukan penerjunan.
[4]
Tanggal 17 Oktober 1947, tiga belas orang anggota berhasil diterjunkan di Sambi,
Kotawaringin Barat,
Kalimantan Tengah.
Mereka adalah Hari Hadi Sumantri (montir radio AURI asal Semarang), FM
Soejoto (juru radio AURI asal Ponorogo), Iskandar (pimpinan pasukan),
Ahmad Kosasih, Bachri, J. Bitak, C. Williem, Imanuel, Amirudin, Ali
Akbar, M. Dahlan, JH. Darius, dan Marawi. Semuanya belum pernah mendapat
pendidikan secara sempurna kecuali mendapatkan pelajaran teori dan
latihan di darat (
ground training). Seorang lagi yaitu Jamhani batal terjun karena takut.
Mereka diterjunkan dari pesawat C-47 Dakota RI-002 yang diterbangkan
oleh Bob Freeberg yang berkebangsaan Amerika sekaligus sebagai pemilik
pesawat, ko-pilot Opsir (U) III Suhodo, dan
jump master Opsir Muda (U) III Amir Hamzah. Bertindak sebagai penunjuk daerah penerjunan adalah Mayor (U)
Cilik Riwut yang putra asli Kalimantan. Ini adalah operasi lintas udara pertama dalam sejarah Indonesia.
Pasukan ini awalnya akan diterjunkan di
Sepanbiha,
Kalimantan Selatan namun akibat cuaca yang buruk dan kontur daerah Kalimantan yang berhutan lebat mengakibatkan Mayor (U)
Cilik Riwut
kebingungan saat memprediksi tempat penerjunan. Setelah bergerilya di
dalam hutan pada tanggal 23 November 1947, pasukan ini disergap tentara
Belanda akibat pengkhianatan seorang kepala desa setempat, yang
mengakibatkan gugurnya Hari Hadi Sumantri, Iskandar, dan Ahmad Kosasih.
Sedangkan yang lainnya berhasil lolos namun akhirnya setelah beberapa
bulan mereka berhasil juga ditangkap Belanda.
Dalam pengadilan, Belanda tidak dapat membuktikan bahwa mereka adalah
pasukan payung dan akhirnya mereka dihukum sebagai seorang kriminal
biasa. Mereka dibebaskan setelah menjalani hukuman 1 tahun dan langsung
diangkat menjadi anggota AURI oleh Komodor (U)
Suryadi Suryadarma.
Peristiwa Penerjunan yang dilakukan oleh ke tiga belas prajurit AURI
tersebut merupakan peristiwa yang menandai lahirnya satuan tempur
pasukan khas
TNI Angkatan Udara. Tanggal
17 Oktober 1947
kemudian ditetapkan sebagai hari jadi Komando Pasukan Gerak Cepat
(Kopasgat) yang sekarang dikenal dengan Korps Pasukan Khas TNI Angkatan
Udara (Korpaskhas).
[5]
Pasukan Pertahanan Pangkalan (PPP)
Pada masa awal kemerdekaan, dalam konsolidasi organisasi Badan
Keamanan Rakyat Oedara (BKRO) membentuk Organisasi Darat yaitu Pasukan
Pertahanan Pangkalan (PPP). PPP dibutuhkan untuk melindungi
pangkalan-pangkalan udara yang telah direbut dari tentara Jepang
terhadap serangan Belanda yang pada waktu itu ingin kembali menduduki
wilayah Republik Indonesia. Pimpinan BKR saat itu baik Letjen Soedirman
maupun Komodor (U)
Suryadi Suryadarma
berpendapat bahwa Belanda pasti akan menyerang ibukota RI di Yogyakarta
lewat udara. PPP saat itu masih bersifat lokal, yang dibentuk di
pangkalan-pangkalan udara seperti di Pangkalan Udara Bugis (
Malang), Maospati (
Madiun), Mojoagung (
Surabaya), Panasan (
Solo), Maguwo (
Yogyakarta), Cibeureum (
Tasikmalaya), Kalijati (
Subang), Pamengpeuk (
Garut), Andir dan Margahayu (
Bandung), Cililitan dan Kemayoran (
Jakarta) dan pangkalan-pangkalan udara di luar pulau Jawa seperti Talang Batutu (
Palembang), Tabing (
Padang) dll.
Agresi Militer I dan II Belanda
Prajurit batalyon infantri V "Andjing NICA"
PPP sangat berperan saat terjadi Agresi Militer I dan Agresi Militer
II, ketika hampir seluruh pangkalan udara mendapat serangan dari tentara
Belanda, baik dari darat maupun dari udara. Serangan besar-besaran dilancarkan oleh
Belanda pada tanggal 19 Desember 1948 terhadap Pangkalan Udara Maguwo
Yogyakarta.
Belanda mengerahkan pesawat P-51 Mustang, P-40 Kitty Hawk dan pembom
B-25/B-26. Selain itu diterjunkan dari pesawat C-47 Dakota sekitar 600
pasukan payung gabungan dari trup tempur Para-1 pimpinan Kapten Eekhout.
Pasukan payung ini merupakan bagian dari
Tijger Brigade/Divisi B
(termasuk di dalamnya satuan "Andjing NICA" yang terkenal ganas serta
brutal) pimpinan Kolonel Van Langen yang diperintahkan untuk menguasai
Yogyakarta.
Brigade ini masih ditambah satuan elit gabungan pasukan darat dan udara
grup tempur M. Di Maguwo grup tempur M menerjunkan 2 kompi pasukan para
komando
Korps Speciale Troepen (KST) yang merupakan penggabungan dari baret merah dan hijau Belanda pada November 1948.
[6]
Pada saat itu PPP bersama kekuatan udara lainnya berusaha
mempertahankan pangkalan. Maguwo dipertahankan oleh 150 pasukan PPP dan
34 teknisi AURI pimpinan Kadet Kasmiran. Dalam pertempuran tidak
seimbang ini, gugur 71 personel AURI termasuk Kadet Kasmiran dan 25
orang lainnya yang tidak dikenal.
Penerjunan pertama di Indonesia
PPP
inilah yang merupakan cikal bakal dari Pasukan Payung (pasukan
berparasut) setelah pada tanggal 12 Februari 1946 melakukan percobaan
latihan penerjunan yang pertama kali di Pangkalan Udara Maguwo
Yogyakarta dengan menggunakan payung (parasut) dan pesawat terbang peninggalan Jepang.
Penerjunan pertama yang semuanya dilaksanakan oleh 3 orang Indonesia
baik penerbangnya maupun penerjunnya, berlangsung menggunakan tiga buah
pesawat Churen. Penerbang Adisucipto menerjunkan Amir Hamzah, penerbang
Iswahyudi menerjunkan Legino dan penerbang M. Suhodo menerjunkan Pungut.
Penerjunan pertama di alam Indonesia merdeka yang berlangsung di
Pangkalan Udara Maguwo tersebut disaksikan oleh Kepala Staf BKRO Komodor
(U)
Suryadi Suryadarma dan Panglima Besar Letjen
Sudirman
serta petinggi BKR lainnya. Penerjunan yang dilaksanakan pada
ketinggian 700 meter, sebagai pengawas kesehatannya adalah Dr. Esnawan.
Penerjunan kedua diadakan di Pangkalan Udara Maguwo tanggal 8 Maret 1947 pada saat
wing day yang merupakan terjun bebas (
free fall) pertama di Indonesia dilakukan oleh Opsir Udara I Soedjono dan Opsir Muda Udara I Soekotjo dengan penerbang Gunadi dan
Adisucipto. Penerjunan ini disaksikan oleh Presiden
Sukarno, Wakil Presiden
Mohammad Hatta, para petinggi BKR serta masyarakat luas.
[7].
Pada tanggal 24 Maret 1947, kembali dilaksanakan penerjunan oleh
Soedjono dan Soekotjo dalam rangka peresmian Pangkalan Udara Gadut di
Bukittinggi.
Air Base Defence Troop (ABDT)
Selanjutnya sejak tahun 1950, Pasukan Payung yang saat itu masih
bernama PPP berpusat di Jakarta dan mendapat sebutan Air Base Defence
Troop (ABDT). Pasukan membawahi 8 kompi dan dipimpin oleh Kapten (U)
RHA Wiriadinata
dengan wakilnya Letnan I (U) R Soeprantijo. Kemudian pada pertengahan
tahun 1950, dibentuk Inspektorat Pasukan Pertahanan Pangkalan (IPP) yang
bermarkas di jalan Sabang,
Jakarta, yang pada bulan April 1952 dipindahkan ke Pangkalan Udara Cililitan,
Jakarta Timur.
Pada tahun 1950 juga diadakan Sekolah Terjun Payung (Sekolah Para)
yang diikuti oleh para prajurit, dalam rangka pembentukan Pasukan Para
AURI. Sekolah Para ini dibuka di Pangkalan Udara Andir
Bandung,
sebagai kelanjutan dari embrio Sekolah Para di Maguwo. Hasil didik dari
Sekolah Para inilah yang kemudian disusun dalam Kompi-Kompi Pasukan
Gerak Tjepat (PGT) yang dibentuk pada bulan Februari 1952, dengan Kapten
(U)
RHA Wiriadinata sebagai komandannya yang saat itu juga merangkap sebagai Komandan Pangkalan Udara Andir di
Bandung.
Pada tahun 1950-an, Pasukan AURI terdiri dari PPP, PGT dan PSU
(Penangkis Serangan Udara) yang kekuatannya terdiri dari 11 Kompi
Berdiri Sendiri (BS), 8 Pleton BS dan 1 Battery PSU.
Resimen Tim Pertempuran PGT (RTP-PGT)
Selanjutnya
pada Tahun 1960-an PGT juga ditugaskan dalam rangka operasi pembebasan
Irian Barat (Papua) yang berdasarkan perintah Men/Pangau, maka
dibentuklah Resimen Tim Pertempuran PGT (RTP PGT) yang bermarkas di
Bandung dan Kapten (U)
Sugiri Sukani
sebagai komandannya. RTP PGT membawahi 2 Batalyon PGT yaitu Batalyon A
PGT yang dipimpin oleh Kapten (U) Z. Rachiman dan Batalyon B PGT yang
dipimpin oleh Kapten (U) JO. Palendeng.
Komodor (U)
RHA Wiriadinata
adalah komandan PGT pertama (1952) yang banyak membawa perkembangan
terhadap pasukan payung di Indonesia, terutama dalam tubuh AURI. Konsep
PGT sejak awal mulanya memang tertuju pada kemampuan para dan komando.
Ia juga pernah menjadi Panglima Gabungan Pendidikan Paratroops (KOGABDIK
PARA).
Pada masa pemerintahan Orde Lama, PGT AURI bersama KKO (
Marinir) dikenal loyal dan setia terhadap Presiden
Sukarno. Kedua pasukan elit ini bahkan dianggap menjadi anak emasnya Presiden Soekarno. Hingga saat detik-detik kejatuhan Presiden
Sukarno, kedua pasukan ini tetap menunjukkan kesetiaannya pada Sang Proklamator tersebut.
Komando Pertahanan Pangkalan Angkatan Udara (KOPPAU)
Pada
tanggal 15 Oktober 1962, berdasarkan Keputusan Men/Pangau Nomor : 195
dibentuklah Komando Pertahanan Pangkalan Angkatan Udara (KOPPAU).
Panglima KOPPAU dirangkap oleh Men/Pangau dan sebagai wakilnya
ditetapkan Komodor (U)
RHA Wiriadinata. KOPPAU terdiri dari Markas Komando (Mako) berkedudukan di
Bandung, Resimen PPP di
Jakarta dan Resimen PGT di
Bandung. Resimen PPP membawahi 5 Batalyon yang berkedudukan di
Jakarta,
Banjarmasin,
Makassar,
Biak dan
Palembang (kemudian pindah ke
Medan).
Resimen PGT terdiri dari 3 Batalyon, yaitu Batalyon I PGT (merupakan
Batalyon III Kawal Kehormatan Resimen Cakra Bhirawa) berkedudukan di
Bogor, Batalyon II PGT di
Jakarta dan Batalyon III PGT di
Bandung.
Berdasarkan Surat keputusan Men/Pangau Nomor : III/PERS/MKS/1963
tanggal 22 Mei 1963, maka pada tanggal 9 April 1963 Komodor (U)
RHA Wiriadinata
dikukuhkan menjadi Panglima KOPPAU dan menjabat selama 1 tahun.
Kemudian pada tahun 1964 digantikan oleh Komodor (U) Ramli Sumardi
sampai dengan tahun 1966.
KOPASGAT
Senjata Penangkis Serangan Udara (PSU) Oerlikon Sky Shield MK-2 milik Detasemen Hanud 473 Paskhas Lanud Supadio, Pontianak
Tripe Gun dipasang pada Truk Reo
Triple gun Paskhas TNI AU dipasang pada platform truk Mercedes Benz
Persiapan Penerjunan Penyegaran (Jungar) & Penerjunan Taktis (Jurtis)
Prajurit Paskhas Melaksanakan Jurtis
Prajurit Paskhas melaksanakan Frefall
Bedasarkan hasil seminar pasukan di
Bandung pada tanggal
11 s.d.
16 April 1966, sesuai dengan Keputusan MEN/PANGAU No. 45 Tahun 1966, tanggal
17 Mei 1966, KOPPAU disahkan menjadi
Komando Pasukan Gerak Tjepat (
Kopasgat) yang terdiri dari 3 Resimen :
- Resimen I Pasgat di Bandung, membawahi :
- Batalyon A Pasgat di Bogor
- Batalyon B Pasgat di Bandung
- Resimen II Pasgat di Jakarta, membawahi :
- Batalyon A Pasgat di Jakarta
- Batalyon B Pasgat di Jakarta
- Batalyon C Pasgat di Medan
- Batalyon D Pasgat di Banjarmasin
- Resimen III Pasgat di Surabaya, membawahi :
- Batalyon A Pasgat di Makassar
- Batalyon B Pasgat di Madiun
- Batalyon C Pasgat di Surabaya
- Batalyon D Pasgat di Biak
- Batalyon E Pasgat di Yogyakarta
Selanjutnya bedasarkan Keputusan KASAU No. 57 Tanggal
1 Juli 1970, "Resimen" diganti menjadi "Wing"'
Di era nama Kopasgat lah, korps baret jingga ini sangat terkenal.
Bahkan PDL Sus Kopasgat bermotif macan tutul menjadi acuan pemakaian PDL
TNI saat operasi
Seroja.
Saat operasi pembebasan sandera pesawat DC-9 Woyla milik Garuda Indonesia di Bandara Don Muang
Thailand
tahun 1981 sesungguhnya Kopasgat-lah yang dipersiapkan untuk beraksi
namun akibat berbagai tekanan politik Orde Baru saat itu akhirnya
Kopassus yang diberangkatkan ke
Bangkok.
PUSPASKHASAU
Sejalan
dengan dinamika penyempurnaan organisasi dan pemantapan satuan-satuan
TNI, maka berdasarkan Keputusan KASAU No. Kep/22/III/ 1985 tanggal
11 Maret 1985, Kopasgat berubah menjadi
Pusat Pasukan Khas TNI Angkatan Udara (
PUSPASKHASAU)
KORPASKHASAU
Seiring dengan penyempurnaan organisasi
TNI dan
TNI Angkatan Udara, maka tanggal
17 Juli 1997 sesuai Skep PANGAB No. SKEP/09/VII/1997, status Puspaskhas ditingkatkan dari
Badan Pelaksana Pusat menjadi
Komando Utama Pembinaan (
Kotamabin) sehingga sebutan
PUSPASKHAS berubah menjadi
Korps Pasukan Khas TNI AU (
KORPASKHASAU).
Spesialisasi
Korpaskhas terbagi dalam beberapa Spesialisasi yaitu :
- Pusdiklat, Pusdiklat Paskhas bertugas melaksanakan pembinaan
kemampuan Paskhas melalui penyelenggaraan Pendidikan, Latihan,
Penelitian, Pengujian serta Pengembangan Taktik dan Prosedur Korpaskhas
untuk melaksanakan tugas perebutan sasaran dan pertahanan Obyek
Strategis Angkatan Udara, Pertahanan Udara, Operasi Khusus Dan Khas
Matra Udara Dalam Operasi Militer.
- Anti Teror (Satuan Bravo '90), Satuan Brvo 90 bertugas
melaksanakan Operasi Intelijen, Operasi Penanggulangan Teror Aspek Udara
dan Operasi Khusus lainnya dalam Operasi Militer atas kebijakan
Panglima TNI.
- Detasemen Matra. Detasemen Matra Paskhas bertugas melaksanakan operasi pengendalian tempur, pengendalian pangkalan, SAR tempur dan jump master.
- Detasemen Hanud. Detasemen pertahanan udara Paskhas bertugas
melaksanakan operasi pertahanan udara sebagai bagian sistem pertahanan
udara nasional dan operasi militer lain atas kebijakan Panglima TNI.
- Parako. Batalyon Komando bertugas melaksanakan operasi
perebutan sasaran dan pertahanan objek strategis Angkatan Udara dalam
operasi militer
- Resimen Bantuan Tempur. Bertugas sebagai kekuatan pelapis
penggempur untuk bantuan bagi pasukan kawan terutama pasukan Parako yang
berada digaris depan pertempuran, baik berupa bantuan tembakan tempur
maupun bantuan administrasi. Menbanpur terdiri atas Yon Kavaleri, Yon
Zeni, Yon Armed, Yon Kesehatan, Yon Komlek, Yon Angmor, Yon Bekpalud.
Kecabangan di Korpaskhas
Korpaskhas terbagi dalam beberapa induk kecabangan yaitu :
- Pasukan Elite/Khusus Paskhas, Yaitu :
- Satuan Bravo 90 Paskhas anti teror
- Detasemen Matra 1,2,3 Paskhas
- Divisi Para Komando terdiri atas 9 Batalyon Komando Paskhas Para Komando yang terwadahi dalam 3 Brigade Parako. Yaitu :
- Brigade 1 Parako Paskhas :
- Yonko 461 Paskhas
- Yonko 462 Paskhas
- Yonko 463 Paskhas
- Brigade 2 Parako Paskhas :
- Yonko 464 Paskhas
- Yonko 465 Paskhas
- Yonko 466 Paskhas
- Brigade 3 Parako Paskhas :
- Yonko 467 Paskhas
- Yonko 468 Paskhas
- Yonko 469 Paskhas
- Divisi Artileri Pertahanan Udara terdiri atas :
- Resimen/Wing 100 Rudal Jarak Menengah/Jauh Paskhas :
- Yon Peluncur Rudal 101 Paskhas wilayah Kosekhanudnas I
- Yon Peluncur Rudal 102 Paskhas wilayah Kosekhanudnas II
- Yon Peluncur Rudal 103 Paskhas wilayah Kosekhanudnas III
- Yon Peluncur Rudal 104 Paskhas wilayah Kosekhanudnas IV
- Resimen/Wing 400 Rudal Jarak Pendek Hanud Titik Paskhas :
- Yon Arhanud-1 Mobile Paskhas Divisi I Paskhas Jakarta
- Yon Arhanud-2 Mobile Paskhas Divisi II Paskhas Makassar
- Yon Arhanud-3 Mobile Paskhas Divisi III Paskhas Medan
- Den Hanud 471 Paskhas Lanuma Halim PK Jakarta
- Den Hanud 472 Paskhas Lanuma Hasanudin Makassar
- Den Hanud 473 Paskhas Lanuma Supadio Pontianak
- Den Hanud 474 Paskhas Lanuma Adisucipto Yogyakarta
- Den Hanud 475 Paskhas Lanuma Rusminnuryadin Pekanbaru
- Den Hanud 476 Paskhas Lanuma Suwondo Medan
- Den Hanud 477 Paskhas Lanuma Iswahyudi Madiun
- Den Hanud 478 Paskhas Lanuma Manuhua Husein Sastranegara Bandung
- Den Hanud 479 Paskhas Lanuma Manuhua Biak
- Resimen Bantuan Tempur Paskhas Makorpaskhas Bandung
- Yon Kavaleri Panser Paskhas
- Yon Armed Paskhas
- Yon Zeni Paskhas
- Yon Komlek Bantuan Administrasi Tempur Paskhas
- Yon Kesehatan Lapangan Bantuan Administrasi Tempur Paskhas
- Yon Bekpalud Angmor Bantuan Administrasi Tempur Paskhas
- Resimen Pertahanan Pangkalan (Hanlan) Paskhas Makorpaskhas Bandung
- Yon 1 Hanlan Paskhas Divisi 1 Paskhas
- Yon 2 Hanlan Paskhas Divisi 2 Paskhas
- Yon 3 Hanlan Paskhas Divisi 3 Paskhas
Struktur Organisasi Korpaskhas Saat ini
- Satuan Bravo '90/Anti Teror-Bogor
- Detasemen 901/Intelijen-Bogor
- Detasemen 902/Aksi Khusus-Bogor
- Detasemen 903/Bantuan Teknik-Bogor
- Wing I Pasukan Khas (komposit)-Jakarta
- Batalyon Komando 461/Cakra Bhaskara-Jakarta
- Batalyon Komando 463/Trisula-Madiun
- Batalyon Komando 467/Hardha Dedali-Jakarta
- Detasemen Matra 1/Naga Pasa-Jakarta
- Detasemen Hanud 471/Kunta Wijayandanu-Jakarta
- Detasemen Hanud 474/Kunta Wijayandanu-Jogjakarta
- Wing II Pasukan Khas (komposit)-Makassar
- Batalyon Komando 464/Nanggala-Malang
- Batalyon Komando 466/Pasopati-Makassar
- Batalyon Komando 468/Sarotama-Biak
- Detasemen Matra 2/Naga Pasa-Malang
- Detasemen Hanud 472/Kunta Wijayandanu-Makassar
- Wing III Pasukan Khas (komposit)-Medan
- Batalyon Komando 462/Pulanggeni-Pekanbaru
- Batalyon Komando 465/Brajamusti-Pontianak
- Batalyon Komando 469/Pancawara-Medan
- Detasemen Hanud 473/Kunta Wijayandanu-Pontianak
- Pusdiklat Pasukan Khas (komposit)-Bandung
- Satuan Pendidikan Tempur Darat
- Satuan Pendidikan Matra
- Satuan Pendidikan Pertahanan Udara
- Satuan Pendidikan Bantuan Tempur
- Satuan Pendidikan Khusus
Pengembangan Kedepan Struktur Organisasi Korpaskhas (Dalam Semangat MEF Paskhas)
Tugas
TNI Angkatan Udara makin Kompleks, dimulai pada tanggal 9 April 1946
hingga saat ini bukan perjalanan perjalanan yang singkat. Dengan tekad
untuk menjadikan Indonesia menjadi Poros Maritim Dunia yang menuntut
keharusan TNI AL dan TNI AU untuk memperkuat organisasi dan Alutsistanya
untuk menjadi pengawal Negara Poros Maritim Dunia. TNI Angkatan Udara
berbenah diri untuk memperkuat kekuatan tempurnya terutama Kotama-Kotama
Tempurnya yaitu : Koopsau, Kohanudnas, dan Korpaskhas. Momentum ini
menjadi titik awal kebangkitan TNI Angkatan Udara dengan Perkuatan
Alutsista dan peningkatan kualitas sumber daya manusia yang mengawaki
menjadi "ANGKATAN UDARA YANG KUAT DAN DISEGANI" untuk mengawal Negara
Indonesia sebagai POROS MARITIM DUNIA.
Transformasi Korpaskhas Hingga 2035
Berkembangnya
teknologi pertahanan yang sangat pesat dengan ancaman perang siber
dunia, maka Korpaskhas sebagai salah satu Kotama Tempur TNI Angkatan
Udara harus segera menyesuaikan dengan segala persenjataan modern yang
berkembang termasuk didalamnya membuat perencanaan pembelian
alutsista-alutsista yang dibutuhkan baik dari dalam negeri ataupun dari
luar negeri. Korpaskhas diharuskan segera melaksanakan Transformasi
menuju postur tahun 2035 untuk meningkatkan kemampuan dan
profesionalisme prajurit di segala bidang. Diharapkan TNI AU dapat
melaksanakan operasi militer secara mandiri.
Trasformasi Korpaskhas adalah dengan mengembangkan tugas yang menyatu
dengan tugas pokok Angkatan Udara, Yaitu MENJAGA KEDAULATAN DAN HUKUM
DI UDARA. Kita membangun doktrin perang yang sekarang ini sudah bergeser
dari Area Command menjadi namanya Battle Zone. Jadi beberapa wilayah
diperkuat secara bertahap. Perbedaan antara Area Command dengan Battle
Zone adalah, kalau Area Command itu berarti pertahanan merata mulai dari
Indonesia barat hingga Indonesia timur dan sifatnya tidak tajam yang
disebut dengan Capability Base Approach. Sedangkan Battle Zone adalah
membangun pertahanan yang menyatu dengan tugas pokok TNI AU artinya
Lanud-Lanud Utama harus diperkuat dahulu, setelah itu memperkuat
pangkalan aju atau pangkalan terdepan yang di peripheral-peripheral
(perbatasan). Pertahanan dalam masa damai harus Defence Indepth.
Membangun pertahanan dari tengah yaitu Ibukota dahulu sebagai Center Of
Grafity, baru berkembang ke luar. Intinya pembangunan kekuatan
pertahanan mengedepankan konsep New Generation Air Force yaitu doktrin
pertahanan yang didukung dengan teknologi.
Pengembangan Sistem Pertahanan Udara/Paskhas
Pengembangan Sistem Pertahanan Udara Paskhas, terdiri dari :
- Hanud Jarak Dekat (Short Range Air Defence – ShoRAD) atau Hanud
Titik. rencana sampai tahun 2035 adalah sebanyak 36 Detasemen Hanud
(Denhanud) untuk setiap Pangkalan Utama TNI AU dan Lanud Tipe B. Kalau
sampai tahun 2024 sebanyak 12 Denhanud di tiap Pangkalan Utama TNI AU.
- Hanud Jarak Medium (Medium Range Air Defence – MeRAD) atau Hanud
Terminal. MeRAD ini jaraknya antara 50–100 km, masuk dalam program MEF
2015-2019 pengadaan pertama untuk pengamanan ibukota negara. Hanud
Terminal ini harus terintegrasi dengan Hanud Titik, karena kita
membangun sistem yang sudah terIntegrasi antara Hanud Titik dengan Hanud
Terminal atau disebut dengan THAAD (Terminal High Altitude Air
Defence). Beberapa produk sedang dalam proses recognition. Korpaskhas
Telah melaksanakan kajian untuk kebutuhan operasi dan spesifikasi teknis
serta ikut dalam kunjungan ke beberapa negara pabrikan diantaranya
NASAMS (Norwegia), LY-80 (China), Flying King (China), Sky Dragon
(China).
Pengembangan Batalion Komando/Paskhas
Batalion
yang dibangun sekarang ini namanya Air Comandos. Didesain untuk
tugas-tugas sebagai Strike Forces (Pasukan Pemukul). Oleh karenanya
konsep operasi yang dibangun dan dikembangkan adalah COMBAT TEAM
BATTALION (Batalion Tim Pertempuran). Jadi bagaimana Batalion-Batalion
itu bergerak dengan bantuan-bantuan kesenjataannya. Dalam pertempuran
dan serbuan Batalion Tim Pertempuran (BTP) merupakan gabungan kekuatan
tempur dari Yonko Paskhas dan gabungan unsur bantuan tempur dari
kompi-kompi Kavaleri/Mekanis Paskhas, Artileri Paskhas, Zeni Paskhas,
Kesehatan lapangan Paskhas, Komlek Paskhas dan Bekpalud/Angmor Paskhas
yang kesemuanya merupakan Kesatuan Kesenjataan Terpadu.
RESIMEN BANTUAN TEMPUR PASKHAS
Pembentukan Batalyon Mekanis/Paskhas
Korpaskhas
dengan PT Pindad membangun Commando Mechanize. Korpaskhas akan
mendapatkan 90 unit kendaraan taktis dari 119 unit yang dbutuhkan.
Rantis ini disesuaikan dengan karakteristik medan Indonesia yang berbeda
dengan medan gurun. Batalyon Komando Mekanis Paskhas atau Yonkomek
merupakan Batalyon Komando Mekanis Paskhas yang berada dibawah Komando
Resimen Bantuan Tempur Korpaskhas di Mako Korpaskhas Bandung. Yonkomek
Paskhas direncanakan digelar di tiap Wing Paskhas. Penggelaran tersebut
dimaksudkan agar tiap Kompi dari Yonkomek Paskhas yang berada ditiap
Wing Paskhas dapat digelar di tiap Yonko Paskhas. Tugas pokok dari
batalyon ini adalah untuk melaksanakan pertempuran jarak dekat di darat
dengan menggunakan kendaraan tempur angkut lapis baja guna mencari,
mendekati, menghancurkan dan menawan musuh serta merebut, menguasai dan
mempertahankan medan baik berdiri sendiri maupun dalam hubungan yang
lebih besar dalam rangka sebagai bantuan tempur bagi Pasukan Batalyon
Komando Paskhas yang berada digaris depan pertempuran. Batalyon Komando
Mekanis Paskhas dilengkapi berbagai Kendaraan Tempur Lapis Baja buatan
dalam negeri (Ranpur) 6X6 jenis Panser Anoa buatan PT. Pindad. Yonko
Mekanis Paskhas, terdiri dari :
- 3 Kompi Mekanis. Tiap kompi mekanis merupakan satuan tersendiri yang
memiliki kedudukan, tugas serta fungsi sebagai bantuan tempur di tiap
Batalyon Komando Paskhas. memiliki tugas pokok untuk mendukung
keberhasilan pelaksanaan di tiap Batalyon Komando Paskhas, yaitu
melaksanakan operasi tempur & tugas pengamanan di darat dengan
menggunakan ranpur lapis baja sebagai alutsista dalam rangka mewujudkan
dan menunjang keberhasilan visi dan misi tugas Batalyon Komando Paskhas.
Organisasi Kompi Mekanis berpedoman pada Top Roi Mekanis, dengan
komposisi 100 Orang yang terdiri dari Kelompok Komando Kompi dipimpin
oleh 1 Orang Komandan Kompi dan 3 Peleton Mekanis. Dengan organisasi
tersebut tiap Kompi Mekanis memiliki alutsista berupa 1 unit Ranpur
Komando jenis Anoa 6x6 buatan Pindad dan 12 unit ranpur AP jenis Anoa
6x6 buatan Pindad.
- Kompi Markas adalah salah satu kompi dari lima kompi yang ada di
dalam kesatuan Yonko Mekanis Paskhas dengan tugas pokok sebagai unsur
pelayan dalam mendukung tugas operasional Yonkomek Paskhas. Kompi Markas
di pimpin oleh seorang perwira berpangkat Kapten berkedudukan di markas
Batalyon.
- Kompi Bantuan merupakan satuan terkecil dari Batalyon yang memiliki
keistimewaan senjata batuan yg terdiri dari Morse atau yang lebih
dikenal dengan Senjata Lintas Lengkung Mortir 81 Tampela dan Sejata
Lintas Datar berupa SLT (Senjata Lawan Tank) serta 1 (Satu) Regu Bakduk
(Penembak Runduk). Kompi Bantuan merupakan kompi pendukung yang bertugas
memberikan tembakan BANTEM (Bantuan Tempur) dan menganggu kosentrasi
musuh saat anggota Regu Kompi Mekanis bergerak untuk menghancurkan musuh
tersebut. Kompi Bantuan dipimpin oleh seorang Komandan Kompi (Danki
Bant) yang berpangkat Kapten berkedudukan di markas Batalyon. Para
anggota Kompi terbagi menjadi 2 Pleton (Morse dan SLT), 1 Regu Bakduk
dan 1 Komando Kompi (Koki) atau unsur pelayan Kompi.
Struktur Organisasi Yonkomek/Paskhas
Batalyon
Komando Mekanis Paskhas terdiri dari 3 Batalyon yang berada ditiap Wing
Paskhas sebagai pasukan bantuan tempur bagi Batalyon Komando Paskhas.
Terdiri dari :
- Yonkomek 1 Paskhas Wing 1 Paskhas, Jakarta :
- Mako Yonkomek 1 Paskhas, Jakarta :
- Kompi Markas.
- Kompi Bantuan.
- Kompi Mekanis 1 Yonkomek 1 Paskhas, BKO Yonko 461 Paskhas Jakarta.
- Kompi Mekanis 2 Yonkomek 1 Paskhas, BKO Yonko 463 Paskhas Madiun.
- Kompi Mekanis 3 Yonkomek 1 Paskhas, BKO Yonko 467 Paskhas Jakarta.
- Yonkomek 2 Paskhas Wing 2 Paskhas, Makassar :
- Mako Yonkomek 2 Paskhas, Makassar :
- Kompi Markas.
- Kompi Bantuan.
- Kompi Mekanis 1 Yonkomek 2 Paskhas, BKO Yonko 464 Paskhas Malang.
- Kompi Mekanis 2 Yonkomek 2 Paskhas, BKO Yonko 466 Paskhas Makassar.
- Kompi Mekanis 3 Yonkomek 2 Paskhas, BKO Yonko 468 Paskhas Biak.
- Yonkomek 1 Paskhas Wing 3 Paskhas, Medan :
- Mako Yonkomek 3 Paskhas, Medan :
- Kompi Markas.
- Kompi Bantuan.
- Kompi Mekanis 1 Yonkomek 3 Paskhas, BKO Yonko 462 Paskhas Pekanbaru.
- Kompi Mekanis 2 Yonkomek 3 Paskhas, BKO Yonko 465 Paskhas Pontianak.
- Kompi Mekanis 3 Yonkomek 3 Paskhas, BKO Yonko 469 Paskhas Medan.
- Satdik Banpur Paskhas, Makorpaskhas Bandung.
Pembentukan Batalyon Zeni Paskhas
Korps
Zeni Tempur adalah pasukan yang sangat dibutuhkan dalam perang. Dalam
situasi ekstrem Zeni berada di garis depan untuk membuka jalan gerak
laju bagi satuan korps lain terutama Divisi Pasukan Pemukul
batalyon-Batalyon Komando Paskhas. Sementara pada situasi damai Zeni
membantu pemulihan kerusakan pada objek-objek dan daerah. Zeni adalah
bagian insinyur dari pasukan militer yang mengurus persenjataan dan
perlengkapan. Zeni bertanggung jawab membuat konstruksi prasarana
militer khususnya di daratan, seperti membangun perkubuan, konstruksi
dan destruksi militer di medan tempur, penyamaran atau kamuflase dan
pelaksanaan zeni tempur khususnya penyediaan fasilitas hidup di lapangan
bagi pasukan. Adapun tugas tambahan dari Batalyon Zeni Paskhas adalah
membangun secara darurat dan cepat segala fasilitas lapangan udara yang
porak poranda berupa runway, tower, aprron dan fasilitas penting
pendukung penerbangan lainnya setelah berhasil direbut kembali agar
dapat segera dapat difungsikan kembali.
Peralatan Persenjataan Zeni :
- IMR Obstacle Clearing Vehicle (Pembuka Jalan. IMR merupakan
kendaraan sejenis buldoser dengan panjang 9 meter yang berfungsi membuka
jalan. Kendaraan berbasis tank T-72 atau T-90 ini dilengkapi pisau
buldoser dan telescopic boom (lengan teleskopik) dengan berbagai jenis
pengencang. Kendaraan ini mampu membuka jalan di segala medan yang
diinginkan. Di medan yang kasar, IMR dapat membuka jalan sepanjang 12 km
dengan kecepatan 5 – 8 km per jam. Sementara di hutan rimba, kecepatan
IMR berada di kisaran 300 – 400 meter per jam. Kabin IMR mampu menampung
dua orang dan mereka dapat bertahan hidup selama tiga hari dalam
kendaraan tersebut. Di dalam kabin terdapat perlengkapan untuk memasak
air, memanaskan makanan, bahkan fasilitas toilet. Dengan kendaraan ini,
tentara tak perlu takut melewati ladang ranjau atau bahkan radiasi sinar
gamma. IMR juga merupakan satu-satunya kendaraan yang dapat bekerja
dalam jarak sangat dekat dengan reaktor nuklir. Hal ini terbukti saat
IMR digunakan pada hari-hari pertama setelah kecelakaan di stasiun
nuklir Chernobyl.
- Penyapu Ranjau UR-77 (Slavic Dragon/Meteorit. Kendaraan UR-77
dirancang untuk ‘membuat celah’ pada ladang ranjau musuh. Menurut para
ahli, UR-77 ini merupakan kendaraan penakluk ladang ranjau terbaik.
UR-77 membawa dua amunisi hulu ledak yang tersambung oleh kabel
sepanjang 90 meter. Setiap amunisi berisi lebih dari 700 kg peledak
plastik. Saat diluncurkan, roket amunisi akan terbang bersama kabel dan
jatuh pada daerah yang ditentukan. Kemudian, amunisi tersebut diledakkan
dan membuat ranjau di sekitarnya meledak sehingga terbentuklah jalan
selebar 6 meter yang dapat dilalui. Julukan Slavic dragon atau meteorit
didapat ‘penyapu ranjau’ ini karena aksi amunisinya terlihat seperti
ular naga. Saat amunisi diluncurkan, roket meraung keras di atas tanah
dan di belakangnya terdapat kabel panjang yang berliku-liku seperti ekor
naga.
- Penanam Ranjau GMZ-3.Zeni juga mempunyai kendaraan yang memiliki
fungsi berlawanan dengan UR-77 yakni penanam ranjau GMZ-3. Penanam
ranjau generasi ketiga ini dapat menanam ranjau dalam jarak beberapa
kilometer, baik dalam keadaan tenang ataupun saat perang. Jika
dibutuhkan, GMZ-3 juga dapat menyembunyikan amunisi di dalam tanah. Pada
modifikasi terbaru, kendaraan ini dilengkapi peralatan navigasi untuk
menentukan titik koordinat setiap ranjau yang memudahkan pemetaan kontur
lapangan. Pengendara tinggal menentukan langkah penanaman ranjau dan
mekanisme pengiriman ranjau tersebut dengan transportasi darat lain.
Setelah selesai, ranjau dapat diaktifkan dengan menggunakan peralatan
khusus.
- Jembatan di atas roda’ TMM-6. Kendaraan berat ini hanya butuh waktu
50 menit untuk membentangkan jembatan mekanik TMM tanpa kesulitan yang
berarti. Satu set TMM-6 memiliki panjang 102 meter yang terdiri dari 6
bagian sepanjang 17 meter. Tentara bisa menggunakan 6 set jembatan
sepanjang 7 meter, 3 set jembatan sepanjang 34 meter, atau 1 set
jembatan dengan panjang 100 meter.Jika tangki bahan bakar terisi penuh,
TMM-6 dapat menempuh jarak 1.100 km di jalan tol dengan kecepatan
maksimum 70 km/jam.
- Pengeruk TMK-2. Traktor TMK-2 dapat membuat parit sepanjang 700
meter dengan kedalaman 1,5 meter dalam waktu 1 jam. TMK-2 juga dapat
digunakan untuk mengubah relief tanah seperti menimbun parit atau
menggali kolam dengan bantuan buldoser tambahan. Selain itu, TMK-2 bisa
pula digunakan untuk pemeliharaaan dan membersihkan jalan dari salju
bila dilengkapi alat tambahan. Menurut para ahli, TMK-2 sangat mudah
dikendalikan dan mempunyai kemampuan manuver yang tinggi. Hal tersebut
membuat kendaraan ini tak tersaingi dalam pembuatan parit jalur pipa,
pekerjaan saluran pembuangan air ataupun berbagai jalur lain.
Pembentukan Batalyon Artileri Paskhas
- Artileri Medan disingkat Armed merupakan kesatuan bantuan tempur
(banpur). Pasukan ini menggunakan meriam sebagai bantuan tembakan jarak
jauh dan perusakan wilayah musuh secara luas untuk melindungi gerak laju
pasukan divisi para komando Paskhas. Meriam artileri yang digunakan
M-101A1 kal 105mm , Meriam M-48 kal 76mm, Meriam Howitzer 155mm, Roket
NDL-40.
- Artileri Pertahanan Udara disingkat Arhanud merupakan kesatuan
bantuan tempur (banpur). Pasukan ini menggunakan canon dan rudal panggul
sebagai bantuan tembakan perlindungan udara untuk melindungi pasukan
divisi para komando Paskhas.
Pembentukan Batalyon Kesehatan Paskhas
Pembentukan
Yonkes didasarkan pada perlunya satuan kesehatan lapangan yang mampu
mendukung kesatuan operasional setingkat Kopur ke atas. Yonkes tergabung
dalam resimen bantuan tempur Paskhas yang tugas pokoknya mendukung
tugas Divisi pasukan para komando Paskhas dalam pertempuran maupun
kemanusiaan.Yonkes terdiri atas Mayon, Kompi Markas, Kompi Rumah Sakit
Lapangan, Kompi Evakuasi dan Kompi Kesehatan Bantuan. Tugas Pokok Yonkes
Paskhas adalah :
- Menyelenggarakan segala bentuk pengobatan umum.
- Menyelenggarakan pengobatan spesialistik bedah, penyakit dalam, syaraf dan jiwa serta Gilut.
- Menyelenggarakan perawatan korban/penderita maksimal 14 hari dengan kekuatan 50 TT.
- Menyelenggarakan evakuasi medis darat, air dan udara sepanjang rantai evakuasi
- Menyelenggarakan usaha Hygiene dan sanitasi lapangan.
- Mengeluarkan sebagian dari kekuatan dalam unit, untuk satuan yang dibantu.
- Menyelenggarakan penyaluran bekal kesehatan ulang yang dialokasikan kepada satuan tempur.
Pembentukan Batalyon Komlek Paskhas
Pembentukan Batalyon Bekpalud/Angmor Paskhas
Jumlah Kebutuhan Personel Korpaskhas
Kebutuhan personel Korps Pasukan Khas TNI Angkatan Udara 25.710 orang, terdiri dari :
- Makorpaskhas sebanyak = 300 orang
- Pusdiklat Paskhas sebanyak = 300 orang
- Satbravo sebanyak 3 detasemen x 250 = 750 orang
- Den Matra sebanyak 3 detasemen x 250 = 750 orang
- Parako PPRC Paskhas
- Mako Brigade Parako sebanyak 3 Brigade x 150 = 450 orang
- Batalyon Komando PPRC sebanyak 9 Yon x 700 = 6.300 orang
- Resimen 400 Hanud Titik Paskhas
- Mako Men Hanud Titik sebanyak 3 Resimen x 150= 450 orang
- Yon & Den Hanud Titik sebanyak 12 Den x 250 = 3.000 orang
- Resimen 100 Hanud Sedang Paskhas
- Mako Resimen Hanud Sedang sebanyak = 150 orang
- Mako Yon Hanud Sedang sebanyak 4 Yon x 150 = 600 orang
- Satbak Hanud Sedang sebanyak 32 Satrad x 30 = 960 orang
- Resimen Bantuan Tempur Paskhas
- Mako Menbanpur sebanyak 3 Resimen x 150 = 450 orang
- Yon Banpur sebanyak 9 Yon x 400 = 3.600 orang
- Resimen Bantuan Administrasi Paskhas
- Mako Menbanmin sebanyak 3 Resimen x 150 = 450 orang
- Yon Banmin sebanyak 9 Yon x 400 = 3.600 orang
- Resimen Pertahanan Pangkalan Paskhas
- Mako Menhanlan sebanyak = 150 orang
- 12 Lanuma kekuatan 12 SSY x 150 = 1.800 orang
- 18 Lanud Tipe B kekuatan 18 SSK x 100 = 1.800 orang
- 30 Lanud Tipe C kekuatan 30 SST x 35 = 1.050 orang
- 65 POS TNI AU kekuatan 65 SSR x 10 = 650 orang
Kebutuhan mendesak dalam memenuhi kebutuhan jumlah personel Paskhas
hingga tahun 2024, dihadapkan dengan eskalasi ancaman keamanan regional
dengan negara tetangga dan terutama ekspansi RRC yang kian meningkat
maka Korpaskhas sebagai komponen tempur TNI Angkatan Udara dapat segera
merealisasikan kebutuhan personel dan peralatan tempurnya. Pada tahun
2016 saat ini Paskhas berkekuatan 7000 personel, untuk memenuhi MEF 2024
masih kekurangan personel sebanyak 18.710 personel. Strategi dalam
mewujudkannya adalah penambahan jumlah personel setiap tahunnya sebanyak
2.079 personel hingga tahun 2024. Hal tersebut mutlak dilakukan karena
Korpaskhas sebagai Kotama Tempur TNI Angkatan Udara bersama dengan
Kotama Tempur TNI Angkatan Udara lainnya yaitu Kohanudnas dan Wing Udara
Koopsau merupakan kesatuan tempur operasi udara, terdiri dari =
- Operasi Serangan udara, Gabungan operasi tempur terdiri dari :
- Wing Udara :
- Skadron Tempur Strategis.
- Skadron Tempur Taktis.
- Skadron Intai.
- Skadron Angkut.
- Skadron Pernika.
- Divisi Tempur Paskhas :
- Divisi Para Komando Paskhas :
- Brigko 1 Paskhas (Yonko 461,462,463)
- Brigko 2 Paskhas (Yonko 464,465,466)
- Brigko 3 Paskhas (Yonko 467,468,469)
- Divisi Bantuan Tempur Paskhas :
- Menbanpur 1,2,3 Paskhas.
- Menbanminpur 1,2,3 Paskhas.
- Sat Bravo "90" Paskhas Anti Teror/Anti Bajak Udara (Special Forces Regiment).
- Den Matra 1,2,3 Paskhas.
- Operasi Pertahanan Udara (Kohanudnas) :
- Wing 300 :
- Skadron Udara Tempur Buru Sergap.
- Skadron Udara AWACS.
- Skadron Udara UAV.
- Wing 200 :
- Sat Radar Kosekhanudnas I.
- Sat Radar Kosekhanudnas II.
- Sat Radar Kosekhanudnas III.
- Sat Radar Kosekhanudnas IV.
- Wing / Resimen 100 Hanud Menengah/Jauh RI Paskhas :
- Yon Peluncur Rudal 101 Paskhas (Kosek I)
- Yon Peluncur Rudal 102 Paskhas (Kosek II)
- Yon Peluncur Rudal 103 Paskhas (Kosek III)
- Yon Peluncur Rudal 104 Paskhas (Kosek IV)
- Wing / Resimen 400 Hanud Titik Lanuma Paskhas :
- Den Hanud 471 - 479 Paskhas.
- Yon Arhanud Mobile 1,2 3 Paskhas.
- Operasi Dukungan Udara :
- Pangkalan Udara.
- Yon Hanlan Paskhas.
Struktur Organisasi Korpaskhas
- Satuan Bravo '90/Anti Teror-Bogor
- Detasemen 901/Intelijen-Bogor (Telah Terbentuk)
- Detasemen 902/Aksi Khusus-Bogor (Telah Terbentuk)
- Detasemen 903/Bantuan Teknik-Bogor (Telah Terbentuk)
- Satuan Kawal dan Protokoler/Satwalkol Paskhas-Mabes TNI AU Jakarta
- Detasemen Kawal Protokoler/Denwalkol 1 Paskhas - Mabes TNI AU Jakarta (Telah Terbentuk)
- Detasemen Kawal Protokoler/Denwalkol 2 Paskhas - Lanuma Surabaya - Surabaya (Segera)
- Detasemen Kawal Protokoler/Denwalkol 3 Paskhas - Lanuma Ngurah Rai - Bali (Segera)
- Resimen/Wing 100 Peluru Kendali Hanud Menengah/Jauh-Makorpaskhas-Bandung
- Detasemen Khusus Rudal (Densus Rudal) Paskhas Perisai Udara Istana Negara (Segera)
- Yon 101 Peluru Kendali Kosekhanudnas I (Segera)
- Yon 102 Peluru Kendali Kosekhanudnas II (Segera)
- Yon 103 Peluru Kendali Kosekhanudnas III (Segera)
- Yon 104 Peluru Kendali Kosekhanudnas IV (Segera)
- Yon 105 Depo Pemeliharaan
- Resimen Bantuan Tempur/Makorpaskhas-Bandung
- Yon Kavaleri (Kekuatan = Kompi Bantuan dan Kompi Markas)
- Kompi A Jadi Kekuatan Yon Banpur Divisi I Paskhas.
- Kompi B Jadi Kekuatan Yon Banpur Divisi II Paskhas.
- Kompi C Jadi Kekuatan Yon Banpur Divisi III Paskhas.
- Yon Armed (Kekuatan = Kompi Bantuan dan Kompi Markas)
- Kompi A Jadi Kekuatan Yon Banpur Divisi I Paskhas.
- Kompi B Jadi Kekuatan Yon Banpur Divisi II Paskhas.
- Kompi C Jadi Kekuatan Yon Banpur Divisi III Paskhas.
- Yon Zeni (Kekuatan = Kompi Bantuan dan Kompi Markas)
- Kompi A Jadi Kekuatan Yon Banpur Divisi I Paskhas.
- Kompi B Jadi Kekuatan Yon Banpur Divisi II Paskhas.
- Kompi C Jadi Kekuatan Yon Banpur Divisi III Paskhas.
- Resimen Bantuan Administrasi/Makorpaskhas-Bandung
- Yon Kesehatan (Kekuatan = Kompi Bantuan dan Kompi Markas)
- Kompi A Jadi Kekuatan Yon Banminpur Divisi I Paskhas.
- Kompi B Jadi Kekuatan Yon Banminpur Divisi II Paskhas.
- Kompi C Jadi Kekuatan Yon Banminpur Divisi III Paskhas.
- Yon Komlek (Kekuatan = Kompi Bantuan dan Kompi Markas)
- Kompi A Jadi Kekuatan Yon Banminpur Divisi I Paskhas.
- Kompi B Jadi Kekuatan Yon Banminpur Divisi II Paskhas.
- Kompi C Jadi Kekuatan Yon Banminpur Divisi III Paskhas.
- Yon Bekpalud/Angmor (Kekuatan = Kompi Bantuan dan Kompi Markas)
- Kompi A Jadi Kekuatan Yon Banminpur Divisi I Paskhas.
- Kompi B Jadi Kekuatan Yon Banminpur Divisi II Paskhas.
- Kompi C Jadi Kekuatan Yon Banminpur Divisi III Paskhas.
- Divisi I Pasukan Khas (komposit)-Jakarta
- Detasemen Matra-1/Naga Pasa-Jakarta (Telah Terbentuk)
- Batalyon-1 Bantuan Tempur BS Paskhas - Jakarta
- Kompi A Kavaleri, Yonkav Menbanpur Paskhas Makorpaskhas
- Kompi A Armed, Yonarmed Menbanpur Paskhas Makorpaskhas
- Kompi A Zeni, Yonzeni Menbanpur Paskhas Makorpaskhas
- Kompi A Kesehatan, Yonkes Menbanminpur Paskhas Makorpaskhas
- Kompi A Komlek, Yonkomlek Menbanminpur Paskhas Makorpaskhas
- Kompi A Bekpalud/Angmor, YonBekpalud/Angmor Menbanminpur Paskhas Makorpaskhas
- Batalyon-1 Hanlan/Paskhas
- Kompi Hanlan Jakarta (Segera)
- Kompi Hanlan Bogor (Segera)
- Kompi Hanlan Subang (Segera)
- Kompi Hanlan Yogyakarta (Segera)
- Kompi Hanlan Madiun (Segera)
- Kompi Hanlan Balikpapan (Segera)
- Kompi Hanlan Pontianak (Segera)
- Brigade/Wing 1 - Para Komando PPRC Paskhas
- Batalyon Komando 461/Cakra Bhaskara-Jakarta (Telah Terbentuk)
- Batalyon Komando 463/Trisula-Madiun (Telah Terbentuk)
- Batalyon Komando 467/Hardha Dedali-Jakarta (Telah Terbentuk)
- Resimen/Wing 1 Arhanud Paskhas
- Yon Arhanud 1 Mobile Rudal Manpad QW - Jakarta (Segera)
- Detasemen Hanud 471/Kunta Wijayandanu-Jakarta (Telah Terbentuk)
- Detasemen Hanud 474/Kunta Wijayandanu-Jogjakarta (Telah Terbentuk)
- Detasemen Hanud 475/ Lanuma Iswahyudi Madiun (Segera)
- Divisi II Pasukan Khas (komposit)- Makassar
- Detasemen Matra-2/Naga Pasa-Malang (Telah Terbentuk)
- Batalyon-2 Bantuan Tempur BS Paskhas - Makasar
- Kompi B Kavaleri, Yonkav Menbanpur Paskhas Makorpaskhas
- Kompi B Armed, Yonarmed Menbanpur Paskhas Makorpaskhas
- Kompi B Zeni, Yonzeni Menbanpur Paskhas Makorpaskhas
- Kompi B Kesehatan, Yonkes Menbanminpur Paskhas Makorpaskhas
- Kompi B Komlek, Yonkomlek Menbanminpur Paskhas Makorpaskhas
- Kompi C Bekpalud/Angmor, Yon Bekpalud/Angmor Menbanminpur Paskhas Makorpaskhas
- Batalyon-2 Hanlan/Paskhas
- Kompi Hanlan Menado (Segera)
- Kompi Hanlan Bali (Segera)
- Kompi Hanlan Kupang
- Kompi Hanlan Jayapura (Segera)
- Kompi Hanlan Merauke (Segera)
- Kompi Hanlan Biak
- Kompi Hanlan Makasar (Segera)
- Brigade/Wing 2 - Para Komando PPRC Paskhas
- Batalyon Komando 464/Nanggala-Malang (Telah Terbentuk)
- Batalyon Komando 466/Pasopati-Makassar (Telah Terbentuk)
- Batalyon Komando 468/Sarotama-Biak (Telah Terbentuk)
- Resimen/Wing 2 Arhanud Paskhas
- Yon Arhanud 2 Mobile Rudal Manpad QW - Malang (Segera)
- Detasemen Hanud 472/Kunta Wijayandanu-Makassar (Telah Terbentuk)
- Detasemen Hanud 476/ Lanuma Biak
- Detasemen Hanud 477/ Lanuma Kupang
- Divisi III Pasukan Khas (komposit)- Medan
- Detasemen Matra-3/ Medan (Segera)
- Batalyon-3 Bantuan Tempur BS Paskhas - Medan
- Kompi C Kavaleri, Yonkav Menbanpur Paskhas Makorpaskhas
- Kompi C Armed, Yonarmed Menbanpur Paskhas Makorpaskhas
- Kompi C Zeni, Yonzeni Menbanpur Paskhas Makorpaskhas
- Kompi C Kesehatan, Yonkes Menbanminpur Paskhas Makorpaskhas
- Kompi C Komlek, Yonkomlek Menbanminpur Paskhas Makorpaskhas
- Kompi C Bekpalud/Angmor, Yon Bekpalud/Angmor Menbanminpur Paskhas Makorpaskhas
- Batalyon-3 Hanlan/Paskhas
- Kompi Hanlan Medan
- Kompi Hanlan Pekanbaru (Segera)
- Kompi Hanlan Palembang (Segera)
- Kompi Hanlan Padang
- Kompi Hanlan Aceh (Segera)
- Kompi Hanlan Lampung
- Kompi Hanlan Batam
- Brigade/Wing 3 - Para Komando PPRC Paskhas
- Batalyon Komando 462/Pulanggene-Pekanbaru (Telah Terbentuk)
- Batalyon Komando 465/Brajamusti-Pontianak (Telah Terbentuk)
- Batalyon Komando 469/Pancawara-Medan (Telah Terbentuk)
- Resimen/Wing 3 Arhanud Paskhas
- Detasemen Hanud 473/Kunta Wijayandanu-Pontianak (Telah Terbentuk)
- Detasemen Hanud 478/ Lanuma Pekanbaru (Segera)
- Detasemen Hanud 479/ Lanuma Medan (Segera)
- Pusdiklat Pasukan Khas-Bandung
- Satdik Purrat (Telah Terbentuk)
- Satdik Matra (Telah Terbentuk)
- Satdik Hanud (Telah Terbentuk)
- Satdik Khusus (Telah Terbentuk)
- Satdik Banpur (Segera)
- Keterangan
- Khusus Tiap Yonko terdiri atas 6 Kompi (Kipan A,B,C,Bantuan, Mekanis
& Markas). tiap kompi terisi penuh 150 personel sebagai Pasukan
Pemukul yang bersifat Mobile.
- Khusus Yonko adalah Spesialisasi PPRC Nasional secara penuh.
- Tiap Den Hanud terdiri atas 3 Bateray, tiap bateray terisi 3 Satbak
Alutsista berupa Hanud Skyshield yaitu Canon 35 mm dan Rudal Chiron.
- Ditiap Lanuma ditempatkan Den Hanud sebagai Hanud Statis/Fix.
- Tiap Satrad sudah terintegrasi dengan Satbak2 Satrudal menengah/jauh Wing/Men 100 Paskhas
- Yon Arhanud Mobile Alutsista Rudal Manpad QW3, Radar Mobile Smart
Hunter dan Meriam Triple Gun bertugas melindungi di seluruh Lanud yang
sewaktu-waktu membutuhkan perlindungan udara.
- Tiap Kompi Hanlan terisi 60-75 personel.
- Pembentukan Menbanpur dimulai dengan peningkatan status Satkomlek
dan Satkeslap di Makorpaskhas Bandung ditingkatkan menjadi Yon Komlek
Paskhas dan Yonkes Paskhas.
- Fasilitas dukungan Angmor angkut pasukan dan Rantis didukung secara penuh di tiap kompi dan bateray.
Kualifikasi
Paskhas
TNI-AU
sebagai pasukan khusus Angkatan Udara satu-satunya dan berkualifikasi
terlengkap didunia ini memiliki berbagai kemampuan tempur khas matra
udara seperti Pengendali Tempur (Dalpur), Pengendali Pangkalan (Dallan),
SAR Tempur,
Jumping Master, Pertahanan Pangkalan yang meliputi pertahanan horizontal (Hanhor) dan pertahanan vertikal (Hanver), Penangkis Serangan Udara,
jungle warfare,
Air Assault (Mobud),
Raid operation
hingga kemampuan anti teror aspek udara atau yang dikenal sebagai
ATBARA (Anti Pembajakan Udara). Selain itu Paskhas TNI-AU juga mahir
untuk bertempur di hutan, perkotaan,laut maupun pantai.
Paskhas
TNI-AU
juga memiliki kemampuan spesialisasi kematraudaraan untuk melaksanakan
doktrin OP3UD seperti Pengaturan Lalu-Lintas Udara (PLLU), Meteo,
Komunikasi-Elektronika (Komlek), Perminyakan (Permi), Zeni lapangan
(termasuk pionir, tali-temali, dll), Intelijen Tempur, Kesehatan,
ground handling,
Pemadam Kebakaran (PK), Angkutan, Perhubungan (PHB) hingga kemampuan
khusus untuk menginformasikan tentang fasilitas penerbangan sebelum
pesawat datang, jarak pandang (
visibility), kecepatan dan arah
angin, suhu dan kelembaban udara, serta ketinggian dan jenis awan. Hal
ini sangat berkaitan dalam menentukan penembakan sasaran maupun
penerjunan pasukan, dan membantu mengendalikan pesawat tempur untuk
penembakan/pengeboman sasaran (
Ground Forward Air Control/GFAC)
Tidak main-main, para personel Paskhas juga memiliki kemampuan khusus sebagai
Air Traffic Controller (ATC) di sebuah bandara. Memang tidak ada satupun pasukan komando seperti Paskhas didunia saat ini.
Karena Paskhas merupakan pasukan komando, maka dalam melaksanakan
operasi tempur, jumlah personel yang terlibat relatif sedikit digunakan
apabila melaksanakan tugas rahasia/senyap/khusus akan melibatkan Satuan
Bravo Paskhas dan Den Dalpur Paskhas. Operasi tempur yang memerlukan
serangan besar-besaran maka melibatkan pasukan Pasukan Parako PPRC
Paskhas dan Arhanud PSU Paskhas serta Batalyon Bantuan Tempur Paskhas.
Organisasi pasukan
Lambang Lama Korpspaskhas
Lambang Baru Korpspaskhas
Berdasarkan Peraturan Panglima Tentara Nasional Indonesia Nomor 2
Tahun 2013 tentang Validasi Organisasi dan Tugas Korpaskhas dan
Peraturan Kepala Staf Angkatan Udara Nomor 6 Tahun 2013 tanggal tentang
Validasi Organisasi Korpaskhas, maka tanggal 17 Oktober 2013 telah
dilaksanakan pengukuhan atas organsasi dan tugas Korpaskhas yang baru
yaitu peningkatan status Detasemen Bravo 90 menjadi Satuan Bravo 90,
peningkatan Tim Aksus, Tim Intel dan Tim Baniksu masing-masing menjadi
Detasemen, Perubahan status Wing III Diklat menjadi Pusdiklat Paskhas,
pembentukan dua Detasemen Matra (berasal dari kompi matra Yon 461 dan
464), pembentukan satuan baru Detasemen Hanud, pembentukan satuan baru
Wing III, pembentukan satuan baru Yon 469 dan perubahan status semua
batalyon Paskhas yang selama ini bersifat komposit menjadi lebih
spesifik yakni batalyon komando (yonko 461-469).
Semangat baru tumbuh seiring kekompakan yang terjalin di antara
sesama Perwira Korpaskhas dan Pimpinan TNI AU guna menjadikan Korpaskhas
sebagai kekuatan utama Komando Tempur TNI Angkatan Udara khususnya dan
TNI serta NKRI pada umumnya sebagaimana yang termaksud dalam Rencana
Strategis (Renstra) Korpaskhas 2015 - 2019 yaitu :
- Regrouping Yonko 461 sampai dengan Yonko 469 menjadi 3 Brigade Parako Paskhas.
- Regrouping Den Hanud 471 sampai dengan Den Hanud 479 serta 3 Yon Arhanud Mobile QW menjadi 3 Resimen Arhanud.
- Mengaktifkan kembali Resimen/Wing 100 yang terdiri dari 4 Baterai/Satbak Peluncur Rudal Jarak Sedang.
- Membentuk Resimen Bantuan Tempur Paskhas sebagai pasukan bantuan
kepada Divisi Parako PPRC Paskhas di Makorpaskhas yang terdiri dari
Yonkav Panser, Yon Armed, Yon Zeni, serta Yonkes,Yon Komlek dan Yon
Bekpalud/Angmor.
Hierarki
Korps Pasukan Khas
TNI-AU adalah satu satunya wadah berbentuk korps bagi pasukan berkualifikasi khusus di
TNI-AU bahkan dalam
TNI.
Korpaskhasau bersanding dengan Kopassus TNI AD adalah Pasukan khusus
berstatus KOMANDO resmi yang dimiliki oleh TNI. Hal ini karena 2
organisasi pasukan khusus ini bersifat (KOTAMA) BERDIRI SENDIRI dengan
pelatihan dan kemampuan serang yang sangat lethal secara individual.
Paskhas lahir sebagai pasukan komando sejak masa kelahirannya. Mereka
diterjunkan dengan unit kecil di belakang garis pertahanan lawan dan
langsung menusuk jantung pertahanan musuh. Maka itulah para personel
pasukan payung ini dididik dengan metode komando yang diadopsi dari
SAS Inggris
(melalui pendidikan di Pusdik RPKAD). Metode pendidikan komando “ala
baret merah” mulai dilakukan di Pusdiklat Paskhas sejak Paskhas masih
bernama KOPPAU. Personil Paskhas juga diperkenankan tetap memakai baret
jingga kebanggaannya dan PDH Komando/PDH Khusus saat mengikuti berbagai
upacara resmi kenegaraan.Korpaskhasau memakai sebutan “Pasukan” untuk
jargon korps nya disingkat (Psk).
Pengabdian Paskhas terus berlanjut seiring dengan tuntutan tugas yang
dibebankan kepada TNI Angkatan Udara pada umumnya dan Korpaskhas pada
khususnya. Pengabdian Paskhas tersebut, dapat dilihat dari andil Paskhas
yang tidak pernah absen di berbagai bentuk operasi, baik operasi
militer perang (OMP) maupun operasi militer selain perang (OMSP).
Sekarang ini, Korpaskhas telah tumbuh dan berkembang menjadi salah satu
andalan sekaligus kebanggaan, yang dipercaya menjadi kekuatan pasukan
pemukul di darat khas TNI Angkatan Udara. Organisasi Korpaskhas disusun
menjadi dua tingkat yaitu Tingkat Markas Komando Korps Pasukan Khas TNI
Angkatan Udara disingkat Mako Korpaskhas dan Tingkat Pelaksana. Di
Tingkat Mako Korpaskhas terdiri dari eselon pemimpin, eselon pembantu
pimpinan/staf, eselon pelayanan, dan eselon pelaksana pusat, yang
membawahi satuan-satuan di bawahnya. Sedangkan di Tingkat Pelaksana
membawahi Wing I, Wing II Paskhas dan Wing IIIPaskhas, Satuan Bravo 90
Pasukan Khas , dan Detasemen Matra, detasemen Hanud dan Pusdiklat
Paskhas.
Paskhas juga berniat mendatangkan lagi kendaraan taktis serbu sejenis
Dirgantara Military Vehicle (DMV) buatan PT DI yang terbukti handal dan
kini telah dipakai oleh pasukan elit Paskhas Detasemen Bravo-90.
Korps baret jingga ini telah diperkuat dengan kedatangan 200 rudal
panggul permukaan ke udara QW (QianWei)-3. Rudal Manpad QW-3 perorangan
(diharapkan penambahan sekitar 300 unit lagi untuk Pam Sat Radar) Rudal
QW-3 dilengkapi penjejak semi-active laser guidance, cocok untuk
menggasak pesawat tempur maupun rudal lain dalam ketinggian rendah
sampai dengan jarak 8 km. Memiliki bobot 13 kg dan kecepatan maksimum
750 km/jam. Senjata ini dipergunakan untuk menggantikan Triple gun
buatan Hispano Suiza (Switzerland) tahun 1950-an dan DSHK 12,7 mm. Juga
beberapa saat yang lalu diujicobakan PT Pindad senjata meriam pesawat
direhab untuk dijadikan senjata berat darat untuk Korpaskhas.
Paskhas juga tengah berupaya mendatangkan 10 baterai PSU jarak pendek
berupa Oerlikon kaliber 35 mm untuk hanud titik model komposit yang
sudah terintegrasi antara rudal, meriam, radar dan pos komando taktis.
Senjata ini sudah menggunakan teknologi tercanggih dan telah digunakan
oleh banyak negara Eropa. Menurut rencana, senjata PSU ini akan
ditempatkan di 10 Lanud Utama TNI-AU. Salah satu kelebihan utama lainnya
untuk PSU Oerlikon kaliber 35 mm ini adalah kemampuannya untuk dapat
dimobilisasi dengan pesawat Hercules. TNI AU juga berencana untuk
pembelian Rudal Jarak Sedang/JSe pengganti Rudal S-75/SA-2 guidelines.
Kedepan dengan rencana kedatangan bateray-bateray meriam oerlicon
contraves 35 mm, penambahan jumlah rudal manpad QW-3 dan beberapa unit
meriam triple gun yang masih bagus serta rencana Kohanudnas untuk
menghidupkan kembali Satuan Rudal Jarak Menengah maka diharapkan dapat
dibentuk beberapa batalyon artileri meriam hanud dan beberapa detasemen
bateray rudal baru untuk ditempatkan di tiap-tiap wing paskhas.
Kedepan untuk pengembangan Korpaskhas dengan Alut Sista PSU saat ini yang telah dipunyai, yaitu :
- Artileri Hanud Meriam tripple Gun thn 1950 (dari 55 unit tinggal 16 unit yang layak pakai)
- Rudal Manpad QW-3 perorangan (sekitar 200 unit)
Rencana Pengadaan Alut Sista PSU baru berupa:
- Artileri Hanud Meriam Oerlicon Contraves 35 mm (diharapkan 55 unit pengganti Tripple Gun 1950)
- Rudal Manpad QW-3 perorangan (diharapkan penambahan sekitar 300 unit lagi untuk Pam Sat Radar)
- Rudal Jarak Sedang/JSe pengganti Rudal S-75/SA-2 guidelines (diharapkan 7 bateray)
Paskhas kini mengupayakan untuk mengganti senjata perorangan SS – 1
yang kabarnya akan digantikan SiG-552 ataupun SS-2. Terutama untuk
menyiapkan batalyon-batalyon komando 461 sampai dengan 469 sebagai
pasukan pemukul Para Komando, maka dalam tiap regu di tiap batalyon
paskhas akan dilengkapi dengan senjata SS2-V1 WITH PINDAD 40mm GRENADE
LAUNCHER dan Squad Automatic Weapon senapan mesin ringan seperti FN
Minimi(Senjata Otomatis Regu). Sedangkan di dalam kompi bantuan akan
dilengkapi dengan SMB (Senapan Mesin Berat) DShk-38 dirancang sebagai
senjata pemukul untuk sasaran darat dan udara jarak pendek. SMB ini
biasa digunakan oleh unit kavaleri dan infantri. Pada unit kavaleri,
DShK sudah menjadi standar ditempatkan pada turret beragam MBT (Main
Battle Tank), bahkan tank ringan, panser dan rantis pick up.dalam
infantri, wajar bila DShK dioperasikan dengan case khusus beroda dua,
mirip dengan model meriam/kanon. Dengan demikian SMB ini mudah
digerakkan, dibawa atau dipindahkan dengan bantuan pengait pada jip atau
truk.
Kekuatan pasukan
Paskhas saat ini berkekuatan 7.300-an personel. Dalam beberapa waktu kedepan direncanakan Paskhas
TNI-AU akan mendapatkan 40 buah panser buatan
Pindad
sebagai cikal bakal Batalyon Kavaleri Paskhas. Rencana ini tengah
mengalami negoisasi ulang untuk diadakan penambahan jumlahnya
dikarenakan ranpur sejenis Panser dinilai sangat cocok untuk mendukung
tugas sebagai bantuan tempur dari Batalyon-batalyon tempur Para Komando
dengan karakteristiknya sebagai pasukan pemukul reaksi cepat paskhas TNI
AU selain juga panser sangat diperlukan untuk pasukan pertahanan
pangkalan. Sebelumnya konsep tugas Paskhas adalah sebagai pasukan
pertahanan pangkalan (Defensif) maka sekarang konsep akan diubah menjadi
pasukan pemukul (ofensif) dan pasukan pertahanan (defensif). Begitu
juga untuk Dalam konsep penggelaran pasukan berintensitas tinggi, TNI
mengenal istilah PPRC (Pasukan Pemukul Reaksi cepat) yang mana paskhas
sebagai satuan TNI berkualifikasi Para Komando merupakan nyawa atau inti
dari pasukan PPRC TNI dan sebagai pendukungnya adalah batalyon-batalyon
linud kostrad. PPRC adalah pasukan pemukul TNI untuk menghadapi kondisi
kondisi darurat di wilayah NKRI.
Kedepan untuk pengembangan Korpaskhas dengan Alut Sista PSU saat ini yang telah dipunyai, yaitu :
- Artileri Hanud Meriam tripple Gun thn 1950 (dari 55 unit tinggal 16 unit yang layak pakai)
- Rudal Manpad QW-3 perorangan (sekitar 200 unit)
Rencana Pengadaan Alut Sista PSU baru berupa:
- Artileri Hanud Meriam/Rudal jarak dekat Oerlicon Contraves skyguard
pengganti tripple gun th 1950 (diharapkan 10 bateray, idealnya 40
bateray di tiap pangkalan udara)
- Rudal Manpad QW-3 perorangan (diharapkan penambahan sekitar 300 unit lagi untuk Pam Sat Radar)
- Rudal Jarak Sedang/JSe S-300 pengganti Rudal S-75/SA-2 guidelines (diharapkan 7 bateray, idealnya 32 baterai di 32 satrad)
SATUAN BRAVO '90/AT
Satuan
Bravo 90 adalah pengembangan dari Detasemen Bravo 90 (disingkat Den
Bravo-90) adalah pasukan khusus anti teror Indonesia dengan kemampuan
khusus yang di bentuk di lingkungan Korps Pasukan Khas TNI-AU pada tahun
1990, Bravo berarti yang terbaik. Konsep pembentukannya merujuk kepada
pemikiran Jenderal Guilio Douchet: Lebih mudah dan lebih efektif
menghancurkan kekuatan udara lawan dengan cara menghancurkan
pangkalan/instalasi serta alutsista-nya di darat daripada harus
bertempur di udara. Moto: Catya Wihikan Awacyama Kapala artinya Setia,
Terampil, Berhasil
Pengukuhan Satuan Bravo-90/AT
Dikukuhkan
pada tanggal 16 September 1999 oleh KSAU Marsekal Hanafie Asnan. Dalam
melaksanakan operasinya, Bravo dapat juga bergerak tanpa identitas. Bisa
mencair di satuan-satuan Paskhas, atau seorang diri. Layaknya dunia
intelijen Bukan main-main, Bravo-90 juga melengkapi personelnya dengan
beragam kualifikasi khusus tempur lanjut, mulai dari combat free fall,
scuba diving, pendaki serbu, teknik terjun HALO (High Altitude Low
Opening) atau HAHO (High Altitude High Opening), para lanjut olahraga
dan para lanjut tempur (PLT), dalpur trimedia (darat, laut, udara),
selam, tembak kelas 1, komando lanjut serta mampu menggunakan teknologi
informasi dan komunikasi dengan sarana multimedia. Pasukan elit ini juga
kebagian jatah untuk berlatih menembak dengan menggunakan peluru tajam
tiga kali lipat lebih banyak dari pasukan reguler lainnya. Hal ini
dimaksudkan untuk melatih ketepatan dan kecepatan mereka untuk bertindak
dalam waktu sepersekian detik.
Satuan Bravo '90 mempunyai Detasemen, yaitu :
- Den 901/Intelijen
- Den 902/Aksi Khusus
- Den 903/Banniksus
Semua Detasemen mempunyai keahlian yang merata di bidang counter
terrorism. Pasukan “inti” baret jingga ini juga kerap berlatih dengan
Gultor Kopassus, Kopaska TNI-AL dan Den Jaka Marinir. Satuan Bravo saat
ini sudah memiliki fasilitas pertempuran jarak dekat (CQB). Bahkan untuk
latihan pembebasan sandera di pesawat, Satuan Bravo langsung
melaksanakannya di dalam pesawat baik milik TNI-AU maupun PT. DI. Satuan
Bravo juga menjadi pasukan khusus pertama di Indonesia yang mampu
menguasai ilmu bela diri Systema yang merupakan ciri khas dari pasukan
elit Rusia.
Tahap Pendidikan Bravo-90/AT
Pendidikan
Satuan Bravo sekitar 6 bulan. Dilaksanakan di Kodiklat Paskhas Satdik
02 Lanjut dan Satdik 04 Khusus. Anggotanya diseleksi dari siswa terbaik
peringkat 1-40 lulusan sekolah komando Paskhas dan personel aktif di
Wing/Resimen/Batalyon/Detasemen. Semua diseleksi ketat mulai dari IQ,
kesemaptaan, keahlian spesialisasi militer yang dibutuhkan serta
kesehatan. Semua dengan asistensi lembaga TNI-AU yang berkompeten dengan
bidang masing – masing. Nampaknya para pelatih Detasemen Penanggulangan
Teror “ala” Pasukan khusus TNI-AU ini tak main – main. Peluru tajam
digunakan dalam latihan tahap akhir. Alhasil para calon Bravo juga penuh
perhitungan, cermat, cepat sekaligus tepat dalam bertindak. Bertempur
total dan habis – habisan. Itulah kesimpulan akhir pendidikan Bravo.
Mereka tercetak menjadi prajurit elit Paskhas yang siap diterjunkan di
mana saja baik di Luar Negeri maupun di seluruh Indonesia. Setelah
lulus, para personel Bravo muda ini berhak atas brevet bravo, lambang,
Call Sign dan perlengkapan tempur standard Bravo lainnya. Mereka juga
dibagi ke dalam 3 tim Alfa dan Tim Ban Nik. Bagi para personel Bravo
yang telah dianggap senior, bisa dipindahkan ke Tim khusus yang tak lain
“berisi” prajurit Bravo berkemampuan di luar matra udara yaitu Frogmens
yang mampu melakukan infiltrasi lewat laut, Selam Tempur, UDT, EOD,
Zeni Demolisi, Penerbangan, elektronika dll.
Rentang Penugasan Satuan Bravo-90/AT
Dimulai
sejak 1992 dalam pengamanan KTT di Jakarta, Misi pemulangan TKI Cina,
dan misi Geser Tim – Tim sebagai buntut lepasnya Tim – tim dari NKRI.
Bravo ditugasi mengendalikan Bandara Komoro dalam satgas ITFET
(Indonesian Task Force in East Timor), namun pengamanan pusat kota juga
dipercayakan kepada komando Bravo. Mereka bertugas sampai detik-detik
akhir turunnya merah-putih dari bumi Lorosae Setelah itu dalam konflik
Ambon, Bravo mengalami berbagai peperangan frontal dari darat ke darat
dalam menyekat 2 kubu yang bertikai. Bravo tergabung dalam Yon Gab 1
bersama Kopassus dan Taifib Marinir. Dalam konflik Aceh, Bravo ditugasi
untuk mengamankan bandara dan lanud di seluruh wilayah NAD. Juga dalam
operasi bertaraf Internasional di antaranya meliputi : Tim Khusus
pasukan perdamaian PBB dan Operasi penyelamatan evakuasi WNI di Luar
Negeri.
Inventaris Senjata Satuan Bravo-90/AT
Pistol
Scorpion sudah tinggal kenangan. Kini Bravo memiliki senjata jagonya
CQB yaitu MP 5. Sebagian adalah hibah dari Korea. Namun begitu masih
bagus. Pistol pun pakai SiG Sauer. Anggota Bravo dilengkapi uniform full
gears dengan peralatan terbaru. Mulai dari rompi anti peluru, NVG, GPS,
pelindung kaki dan lutut, sepatu khusus, pelindung mata, pisau lempar
sampai alat komunikasi point to point. Bahkan dalam situasi khusus,
Bravo bisa memboyong pesawat – pesawat TNI-AU dari pesawat angkut sampai
pesawat tempur untuk menyokong misi operasinya. Bravo juga kini telah
memiliki senjata SAR-21 (Singapore Air Rifle). Kabarnya Bravo mendapat
50 buah senjata jenis ini dari Mabes TNI. Kedepan Den Bravo ’90 sebagai
pasukan khusus andalan TNI akan dilengkapi dengan berbagai peralatan
persenjataan termodern dan high teknologi untuk menyongsong perang masa
depan yang lebih Global dan Moden. Dan Mendatang akan lebih lengkap,
modern dan profesional menuju pasukan elite kelas dunia untuk menjadi
pagar dan benteng NKRI.
Kendaraan Taktis Satuan Bravo-90/AT
Detasemen Bravo-90 Paskhas TNI-AU saat ini setidaknya mengoperasikan beberapa jenis kendaraan taktis antara lain:
- Land Rover Defender MRCV (multi role combat vehicle)
- Dirgantara Military Vehicle (DMV-30T)
- Beberapa Rantis Lainnya (amfibi,dll)
Land Rover Defender MRCV (multi role combat vehicle) Kendaraan taktis
(rantis) Bravo-90 Land Rover Defender MRCV (multi role combat
vehicle)yang satu ini memang khusus. Termasuk Land Rover jenis defender
heavy duty antipeluru yang dilengkapi tangga lipat serta penyangga
mobil. Tangga ini lazim digunakan dalam penyerbuan gedung (building
assault). Agar mobil berdiri stabil, penyangga diturunkan secara
hidraulik untuk menahan goyangan. Melihat tongkrongannya, rantis
Bravo-90 ini adalah jenis Defender Td5 dengan basis station wagon sasis
panjang. Mobil yang dari pabrikannya dilego seharga 20.495 poundsterling
(standar) ini ditenagai mesin disel berkapasitas 2500cc. Bila disimak
lebih jauh, tentu saja ada fasilitas khusus yang ditambahkan. Sebut saja
plat pijakan kaki yang menempel disekeliling bodi mobil. Tentu saja
bukan tanpa tujuan fasilitas tadi dibuat. Plat berfungsi sebagai pijakan
pasukan yang berdiri disekeliling mobil. Dengan demikian maka pasukan
bisa di drop dengan cepat.
Dirgantara Military Vehicle (DMV-30T) Kendaraan sejenis “Humvee” dan
bertampang “sangar” ini adalah produk pertama dan asli rakitan PTDI.
Kendaraan ini mendapat nomor register di lingkungan TNI-AU yakni
4020-10. DMV menggunakan mesin disel 3000 cc Ford Ranger dan teknologi
Mazda Tampilannya semakin perkasa dengan senjata utama senapan mesin
GRMG yang disimpan di bagian atap kendaraan, serta senjata FN Minimi
kaliber 5,56 mm yang menyembul keluar dari kabin depan yang tidak
dipasangi kaca. Gerakan mobil anyar itu dipastikan tetap lincah, baik di
jalan raya maupun di medan yang terjal sekalipun. Empat buah ban ukuran
besar melekat di dua as dengan ketinggian jarak lantai kabin ke tanah
sekitar 90 centimeter. Apabila tertembak, bagian ban masih akan tetap
berdiri dan berfungsi maksimal karena dilengkapi dengan lapisan besi
yang dipasang melingkar pada bagian ban. Kendaraan tempur ini didesain
untuk kapasitas empat orang prajurit dengan jok yang terbuat dari fibre
glass yang dicat khas warna loreng TNI. DMV mempunyai ketahanan
perjalanan hingga 600 kilometer. Berbeda dengan kendaraan biasanya,
sasis DMV dibangun dengan besi-besi pipa berkualitas sesuai dengan
standard dan spesifikasi kendaraan versi militer Ranpur DMP-30T produksi
PT DI, yang diawaki prajurit Paskhasau dari satuan Denbravo dengan
dilengkapi persenjataannya
Markas Satuan Bravo-90/AT
Pada
tahun 2009, Detasemen Bravo-90 telah menempati markas barunya seluas
beberapa hektare di daerah Rumpin, Bogor. Daerah ini dinilai sangat
strategis karena dekat dengan dua lanud utama TNI-AU yaitu Lanud Atang
Sanjaya, Bogor dan Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta sehingga mudah
untuk menggerakkan pasukan keseluruh wilayah Indonesia. Daerah ini juga
memiliki akses yang cepat ke pusat pemerintahan (khususnya Istana Negara
Jakarta dan Istana Bogor, Gedung MPR-DPR serta Mabes TNI di Cilangkap)
maupun dengan pintu gerbang negara di Bandara Internasional
Soekarno-Hatta, Cengkareng. Selain itu Den Bravo-90 juga direncanakan
untuk dapat melindungi Pusat Pengembangan dan Pengkajian Iptek
(Puspiptek) milik BPPT dan fasilitas LAPAN di daerah Serpong, Tangerang
Komandan
Komandan Korpaskhas Pertama TNI Angkatan Udara yang kala itu bernama Pasukan Gerak Tjepat adalah Komodor Udara (U) PGT
RHA Wiriadinata. Saat ini Komandan Korpaskhas (Dankorpaskhas) adalah Marsekal Muda TNI
T. Seto Purnomo, menggantikan Marsekal Muda TNI
Adrian Wattimena. Sebelumnya,
T. Seto Purnomo, menjabat sebagai Wakil Komandan Korps Pasukan Khas.
[8]
Operasi Militer
Penumpasan RMS, DI/TII dan PRRI/PERMESTA
Ketika terjadi beberapa pemberontakan di bumi Pertiwi ini, PPP ditugaskan pula untuk menumpas pemberontakan DI/TII di wilayah
Jawa Barat.
Personil PPP melakukan pengejaran di wilayah Tangkuban Perahu,
Pegunungan Galunggung, Pegunungan Guntur dan Pegunungan Tampomas. Selain
itu PPP juga ikut melaksanakan penumpasan DI/TII di
Sulawesi Selatan dengan melakukan operasi yang dipimpin langsung oleh Letkol (U)
RHA Wiriadinata. Saat penumpasan RMS tahun 1952, PPP mengerahkan 1 kompi pasukannya di
Kendari dan
Pulau Buru,
Maluku.
Pada peristiwa PRRI di
Sumatera, dua kompi PGT pimpinan LU I
Sugiri Sukani
dan LU I Rachman bersama 1 kompi RPKAD melakukan penerjunan untuk
pertama kali pada 12 Maret 1958 saat Operasi Tegas di Pangkalan Udara
Simpang Tiga,
Pekanbaru.
Empat hari berselang pada operasi Sapta Marga 16 Maret 1958, pasukan
yang sama dari PGT bersama RPKAD kembali melakukan penerjunan di
Medan.
Ketika operasi 17 Agustus di
Sumatera Barat, PGT mendapat tugas untuk merebut Lanud Tabing di
Padang. Untuk mengawali operasi ini, delapan personel PGT dipimpin Letkol (U)
RHA Wiriadinata
ditugaskan melakukan operasi khusus. Tim kecil PGT ini mendapat tugas
menentukan titik penerjunan yang paling aman bagi pasukan
TNI. Pendaratan
open sea
ini, terbilang berbahaya. Ombak besar menyulitkan pendaratan.
Akibatnya, saat regu PGT mendarat dengan motor-tempel kecil di pantai,
perahunya pecah. Sampai di pantai, mereka bergerak cepat, menyusup,
menentukan koordinat, dan membuat kode-kode rahasia pada DZ. Tentu tidak
gampang menentukan lokasi DZ, mengingat pasukan PRRI tersebar di
mana-mana.
Pada 17 April 1958 tepat pukul 06.40 satu batalyon PGT dan satu kompi
RPKAD diterjunkan dan langsung mendapat perlawanan dari pasukan PRRI,
akibatnya satu personel PGT gugur. Selain itu Lanud Tabing juga sudah
dipenuhi oleh ranjau paku dan bambu-bambu runcing yang sudah
dipersiapkan sebelumnya.
Pada 20 Mei 1958, satu kompi PGT dipimpin Kapten (U) R Suprantijo kembali diterjunkan di
Morotai saat operasi Merdeka untuk menumpas Permesta di
Sulawesi Utara dan
Maluku. Beberapa waktu kemudian satu kompi PGT dipimpin LU I Heru Achjar berhasil merebut bandara Mapanget di
Manado. Begitu gencarnya pertempuran di darat maupun dari udara, hingga sempat memancing pesawat Lockheed U-2
Dragon Lady milik AU
Amerika (USAF). Pesawat ini pernah dimanfaatkan mengintai pulau
Natuna yang disiapkan untuk menggempur
Jakarta
Operasi Trikora
PGT AURI dalam operasi
Trikora mengambil porsi terbesar jumlah pasukan yang diinfiltrasi ke
Irian Barat dengan total 532 orang.
Jumlah personel dari
TNI,
Polri dan relawan yang diinfiltrasikan selama
Trikora adalah 1.154 personel dengan jumlah korban jiwa 216 gugur/hilang dan 296 tertangkap.
Pada tanggal 25 April 1962, saat operasi Banteng Ketaton sebanyak 40
orang pasukan PGT dibawah pimpinan Sersan Mayor (U) J. Picaulima
diterjunkan untuk pertama kali di
Irian Barat yaitu di daerah
Fak-Fak begitu juga penerjunan yang dilakukan 39 personel PGT di
Kaimana tanggal 26 April 1962 berhasil dengan baik.
Pada 11 Mei 1962, pasukan PGT dibawah pimpinan Letan Satu (U)
Manuhua melaksanakan penerjunan di
Sorong saat Operasi Serigala.
Salah satu kisah heroik dan bersejarah adalah peristiwa
pengibaran Sang Saka Merah Putih untuk pertama kali dipancangkan di bumi Cendrawasih,
Irian Barat,
yang dilakukan oleh anggota PGT atas inisiatif Sersan (U) M.F. Mengko.
Pada tanggal 19 Mei 1962, sebanyak 81 anggota PGT bertolak dari
Pangkalan Udara Pattimura,
Ambon, dengan pesawat Hercules yang dipiloti Mayor (U) T.Z Abidin menuju sasaran daerah penerjunan sekitar Kampung Wersar, Distrik
Teminabuan.
Pada dini hari mereka diterjunkan tepat di atas markas tentara Belanda.
Pertempuran jarak dekat yang serba kacau segera terjadi. Tentara
Belanda yang tengah tidur kaget karena ada pasukan PGT yang diterjunkan
tepat dimarkasnya, sedangkan prajurit PGT juga tidak menyangka akan
diterjunkan dimarkas tentara Belanda karena sebelumnya mereka dibriefing
akan diterjunkan di perkebunan teh. Kisah heroik ini mengakibatkan
tewasnya 53 anggota PGT AURI termasuk komandan tim Letnan Dua (U)
Suhadi. Untuk mengenang peristiwa bersejarah tersebut di daerah
Teminabuan,
Sorong kini telah didirikan sebuah monumen yang diberi nama
Tugu Merah Putih.
Untuk memperkuat posisi tentara Indonesia di
Irian Barat
dilaksanakan operasi Jatayu pada 14 Agustus 1962 dengan rincian
Kelompok Elang dibawah pimpinan Kapten (U) Radik Sudarsono diterjunkan
di Sorong dan Kelompok Alap-alap di daerah
Merauke dipimpin Letnan (U) Benyamin Matitaputty.
Suatu hal yang amat mengagumkan adalah kemampuan untuk bertahan hidup (
survival)dari prajurit PGT. Meskipun dengan kondisi alam
Irian Barat
yang ganas dimana berhutan lebat dengan ketinggian pohon mencapai di
atas 50 meter, langkanya binatang maupun tumbuhan yang dapat dimakan,
ancaman penyakit malaria, kekurangan logistik dan obat-obatan ditambah
serangan gencar dari pesawat tempur maupun tentara
Belanda, namun mereka masih mampu bergerilya di dalam hutan sampai menjelang terjadinya gencatan senjata.
Penerjunan dilaksanakan dini hari menjelang subuh. Prajurit PGT
dikepekatan malam yang amat dingin diterjunkan di atas hutan-hutan
belantara di dekat kota-kota kecil Irian Barat. Para prajurit PGT cukup
tangguh untuk berjuang melawan hutan belantara yang pepohonannya amat
tinggi, sehingga sebelum mencapai tanah mereka harus bergelut dengan
tali dan pisau komando agar bisa turun karena rata-rata tersangkut
dipepohonan.
Secara total dilakukan 9 kali penerjunan yang dilakukan PGT selama operasi
Trikora di daerah
Kaimana,
Fak-Fak,
Sorong (
Sausapor,
Klamono dan
Teminabuan) serta
Merauke dengan mengakibatkan gugurnya 94 orang prajurit dan 73 orang terluka
[9]
Operasi Dwikora
Paskhas formasi pertahanan
Seperti halnya saat Trikora, pada saat operasi
Dwikora PGT AURI juga menjadi pasukan yang pertama kali diterjunkan ke wilayah
Malaysia.
Berbeda dengan Trikora maupun saat penumpasan PRRI/PERMESTA, kali ini
PGT bertindak sebagai pelaku tunggal penerjunan (solo performer) tanpa
didampingi kesatuan lain dari TNI-AD. Selain melalui udara, personel PGT
juga melakukan infiltrasi lewat jalur darat dan laut.
Pada tanggal 31 Januari 1964, PGT melakukan penyebaran pamflet dengan
pesawat Hercules C-130 di daerah perbatasan (Sabah, Tawau dan sekitar
Pulau Sebatik)
[10]
Sejak bulan April 1964, dua kompi PGT dibawah pimpinan LMU I Sutikno
dan LMU I Sukimin dipersiapkan dalam rangka infiltrasi melalui laut.
Pasukan ini kemudian diberangkatkan ke Tanjung Balai, Karimun dengan
kapal motor.
Untuk pertama kalinya pada tanggal 16 Agustus 1964, satu peleton
dipimpin SMU Sadikin berhasil menyusup lewat laut ke Pontian Kecil,
Johor Baru.
Keesokan harinya bertepatan dengan hari kemerdekaan RI tanggal 17
Agustus 1964 kembali satu peleton PGT pimpinan SMU Suparmin disusupkan
ke wilayah Malaysia lewat jalur laut. Sebelumnya pada dini hari sebanyak
17 personel PGT berhasil melakukan penerjunan di selatan
Johor.
Dalam penerjunan pada tanggal 1-2 September 1964 diterjunkan 3 peleton pasukan terdiri dari 1 peleton dari kompi LU I Suroso,
Jakarta dan 2 peleton dari kompi LMU Sutikno,
Bandung.
Ironisnya, salah satu pesawat C-130 Hercules yang diterbangkan Mayor
(U) Djalaloedin Tantu bersama 7 awak pesawat jatuh ke selat Malaka.
Sebuah sumber menyatakan bahwa kecelakaan pesawat Hercules yang
melakukan terbang malam tersebut akibat terbang terlalu rendah untuk
menghindari deteksi radar lawan. Mayor (U)
Sugiri Sukani,
Komandan Resimen PGT dan LU I Suroso ada di dalam pesawat malang
tersebut. Unsur yang ikut tewas dalam peristiwa tersebut adalah 47 orang
personel PGT ( 40 orang dari
Jakarta dan 7 orang dari
Bandung)
dan 10 orang Cina Melayu, di antaranya adalah dua gadis. Sedangkan 2
Hercules lainnya berhasil menerjunkan pasukan PGT di daerah sasaran.
Sasaran penerjunan ini adalah daerah
Taiping,
Labis dan
Ipoh.
Hanya dalam waktu dua hari, hampir semua personel PGT dapat ditangkap
akibat pengkhianatan dari penunjuk jalan yang berasal dari etnis Melayu
dan Cina. Mereka baru dibebaskan dari penjara
Malaysia setelah 11 Maret 1966 dan dipulangkan ke Indonesia. Setiba di
Jakarta,
akibat efek dari peristiwa G-30S/PKI mereka kembali ditahan di
Cijantung di asrama RPKAD dan diberi julukan ”Tentara Merah”. KU I
Sukardi yang tertangkap dan divonis hukuman gantung oleh pemerintah
Malaysia akhirnya dibebaskan pasca gencatan senjata RI –
Malaysia.
Hampir seluruh personel PGT yang diinfiltrasikan ke
Malaysia
tertangkap akibat banyaknya operasi yang secara sengaja ”dibocorkan”
oleh oknum-oknum di Indonesia. Sedangkan 4 personel PGT yang kembali
dengan selamat dan tidak tertangkap mendapatkan anugerah Bintang Sakti
dari Presiden RI bersama-sama dengan anggota yang gugur.
Jumlah personel PGT yang gugur/hilang selama operasi
Dwikora berjumlah 83 orang sedangkan yang tertangkap/terluka berjumlah 117 orang
[11]
Operasi Seroja
Dalam Operasi
Seroja,
Kopasgat tidak berfungsi sebagai pasukan pemukul seperti yang dilakukan
Pasukan Gerak Tjepat (PGT) dalam penumpasan pemberontakan
PRRI/Permesta, perjuangan
Trikora dan
Dwikora.
Kopasgat yang terdiri dari Pengendali Tempur (Dalpur), Pengendali
Pangkalan (Dallan) dan Satuan Tempur (Satpur) bertugas membentuk
pangkalan udara operasi dan pengamanannya.
Gelaran pertama Kopasgat terjadi tanggal 7 Desember 1975 saat 126
personel Detasemen-B Kopasgat yang dipimpin Kapten (Psk) Silaen
diterjunkan dengan cara
air landed di lapangan terbang
Dili, selang dua hari pada 9 Desember 1974 delapan Hercules C-130 menerjunkan pasukan dari Yonif Linud-328
Kostrad, Grup-1
Kopassus, Yonif 401/Banteng Raiders dan 156 personel Kopasgat pada pukul 07.25 WIT. Tugas Kopasgat adalah membebaskan lapangan terbang
Baucau,
atau lebih populer dengan Villa Salazar dalam bahasa Portugis.
Detasemen-A Kopasgat dipimpin Kapten (Psk) Afendi. Operasi ini sekaligus
membuktikan kemampuan Kopasgat melaksanakan Operasi Pembentukan dan
Pengoperasian Pangkalan Udara Depan (OP3UD). Jumlah personel Kopasgat
yang luka-luka saat penerjunan di
Baucau adalah 19 orang terdiri dari 2 orang Satpur dan 17 orang Dallan.
[12]
Jauh sebelum operasi
Seroja dimulai, Kopasgat bersama satuan elit lainnya di
TNI sudah terlebih dahulu masuk ke wilayah
Timor-Timur untuk membentuk kantong-kantong gerilya serta mendukung para pejuang pro integrasi
Selama operasi
Seroja, kehadiran Kopasgat amat disegani baik oleh rakyat maupun gerilyawan
Fretilin
karena sikapnya yang simpatik dan mampu merebut hati rakyat. Markas
Kopasgat seringkali dijadikan tempat perlindungan oleh rakyat untuk
menghindari konflik bersenjata yang terjadi. Warna baret jingga dan
loreng komando khas Kopasgat kala itu amat populer di
Timor-Timur. Hal ini berimplikasi pula pada sedikitnya jumlah personel Kopasgat yang gugur selama operasi
Seroja bila dibandingkan dengan satuan lainnya di
TNI.
Jumlah personel
TNI yang gugur di
Timor-Timur antara tahun 1974-1999 adalah 2.292 orang sedangkan dari pihak pejuang pro integrasi mencapai jumlah 1.527 orang
[13].
Operasi Trisula dan Penumpasan PGRS/Paraku
Kopasgat turut serta dalam operasi Trisula Kodam V
Brawijaya tahun 1967 di daerah
Blitar Jawa Timur guna penumpasan sisa-sisa gerakan
PKI
didaerah tersebut. Dalam mendukung operasi ini Kopasgat mengerahkan
satu kompi pasukannya dari Resimen III dibawah pimpinan LU II Wim
Mustamu. Pada tahun 1967-1969 timbul pergolakan di
Kalimantan Barat
yang dikenal dengan nama Pasukan Gerilya Rakyat Serawak (PGRS) dan
Pasukan Rakyat Kalimantan Utara (Paraku) berasal dari warga keturunan
Tionghoa simpatisan komunis diwilayah Kalimantan. Untuk menghadapi
PGRS/Paraku, pemerintah memutuskan untuk menggelar operasi Saber Kilat.
Kopasgat sendiri melakukan tugasnya secara berkala dan diadakan
pergantian pasukan pada periode tertentu sampai dengan operasi selesai
tahun 1969. Perwira Kopasgat yang bertugas dalam operasi ini antara lain
Kolonel (U) Z. Rachiman, Letkol (U) Sudjito, LU I Samadikun, LU I
Mashud, LU I Sudadyo, LU I Nasroel dan LU II Siswoto Soemali dan LU II
Joenoes. Dalam operasi ini gugur 2 orang personel Kopasgat asal Resimen I
dan 4 orang lainnya gugur saat peristiwa Lanud Singkawang II
Operasi Sipil
Selain
mengabdikan dirinya dalam tugas-tugas operasi militer, prajurit paskhas
juga ikut berpartisipasi dalam misi kemanusiaan seperti operasi
Tinombala dan
Tampomas penanggulangan bencana alam, Tentara Masuk Desa dan karya bakti
TNI lainnya.
Misi Perdamaian
Keterlibatan Paskhas dalam misi perdamaian di luar negeri di bawah bendera PBB seperti tergabung dalam:
- Kontingen Garuda di Vietnam,
- Kontingen Garuda XIV dibawah Unprofor di Yugoslavia,
- Kontingen Garuda XIV A-B di Bosnia,
- Kontingen Garuda XVII dibawah OKI di Filipina,
- Kontingen Garuda XXIII di Libanon dan penugasan militer di luar negeri lainnya.
Identitas Korps Baret Jingga
Di
era Kopasgat mulai dipergunakan baret berwarna jingga dengan emblem
berbentuk segilima. Dirasa kurang pas, emblem itu diganti dengan bentuk
persegi seperti yang saat ini dipakai Paskhas. Moto yang tertulis pada
emblem berbunyi
Karmaye Vadikaraste Mafalesu Kadatjana yang
artinya “bekerja tanpa menghitung untung dan rugi”. Sementara badge yang
dipasang di lengan kiri merupakan gambar lama yang digunakan PGT. Badge
itu berupa perisai berwarna merah menyala dengan gambar parasut
mengembang menerjunkan dua jenis senjata ringan dan berat. Dari gambar
itu dapat diartikan bahwa Kopasgat adalah pasukan Linud yang gagah
berani. Kedua lambang, emblem dan badge serta baret berwarna jingga saat
ini masih digunakan sebagai ciri pasukan elit TNI-AU. Selain itu
dilengan kanan ditambahkan pula badge dengan tulisan Para Komando
sebagai ciri khas Pasukan Para Komando Udara
[14] Badge ini juga dipakai dilengan kanan pakaian dinas setiap para
KSAU sebagai wujud penghormatan kepada satuan elit dilingkup
TNI-AU ini.